Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Tawuran di Johar Baru

Kompas.com - 27/07/2015, 14:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan tawuran di Johar Baru belum juga usai. Meskipun sudah didirikan pos pengamanan di beberapa lokasi oleh polisi, aksi yang tergolong sebagai konflik sosial tersebut masih menjadi momok di wilayah padat penduduk tersebut.

Pada Minggu (26/7/2015) sore, tawuran di wilayah Jakarta Pusat tersebut kembali pecah. Masalahnya pun sepele, karena permasalahan pengeroyokan dan berujung pada saling serang.

"Pas setelah Lebaran ada sekelompok warga mengunjungi bekas pacarnya. Kemudian ditegur dengan pacarnya sekarang, kemudian dikeroyok," kata Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (27/7/2015).

Hendro menjelaskan, perselisihan tersebut berbuntut pada tawuran pada Minggu sore kemarin. Akibatnya aksi saling serang antar warga tersebut tak terelakan dan berlangsung hingga 20 menit.

"Pas maghrib, lempar-lemparan batu," kata Hendro.

Bentuk tim

Bukan persoalan mudah bagi aparat kepolisian untuk mengentaskan kasus tawuran ini. Berbagai cara sudah dilakukan untuk menekan angka tawuran, terutama di bulan suci Ramadhan.

"Instruksi presiden kan Pemprov di kedepankan untuk menanggulangi konflik sosial," ucap Hendro.

Hendro menegaskan, perlu kepedulian dari Pemerintah Provinsi untuk sama-sama menanggulangi aksi saling serang tersebut. Jadi tidak hanya mengedepankan polisi dalam unsur pencegahan konflik sosial tersebut.

Sementara itu, Camat Johar Baru Ichsan R Sururi mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan program yang mengikutsertakan anak-anak muda di wilayahnya. Kegiatan tersebut berupa diskusi, pesantren kilat dan beberapa kegiatan lainnya.

Ichsan menambahkan, sampai saat, ini belum ada instruksi yang diberikan secara langsung dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mengurai persoalan tawuran di Johar Baru. Hanya saja, ia mendapat instruksi dari Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede agar melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat.

Sampai saat ini, Ichsan masih menengarai tawuran terjadi salah satunya karena tingkat penduduk Johar Baru cukup padat. Sehingga mudah terjadi senggolan yang mengakibatkan persilihan dan berujung pada tawuran.

"Jumlah penduduk dan wilayah enggak memadai. Terlalu padat. Sehingga warga yang harus malam hari tidur, karena keterbatasan tempat tinggal, jadi begadang. Anak muda pada nongkrong. Bapaknya tidur malam, anak-anak tidur siang hari," kata Ichsan.

Selain itu, Ichsan menjelaskan bahwa tidak sedikit pengangguran di wilayahnya. Selain itu peredaran narkoba yang juga melekat di wilayahnya, terutama di Tanah Tinggi.

"Kalau narkoba harus polisi. Tapi ke depan saya sudah mau buat pelatihan montir mobil untuk warga Johar Baru." jelas Ichsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com