Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Ungkap Modus Penyalahgunaan KJP di SPBU

Kompas.com - 05/08/2015, 17:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan modus baru penyelewengan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) dengan memanfaatkan petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Melalui modus itu, kata Basuki, penyalah guna KJP meminta oknum petugas SPBU menggesek KJP di mesin electronic data capture (EDC). 

"Oknum yang menyalahgunakan KJP itu kasih upah Rp 35.000 ke oknum SPBU. Pola ini biasanya ada oknum-oknum (pegawai) pom bensin yang bermain dengan oknum sopir," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (5/8/2015). [Baca: 20 Pemegang KJP Terindikasi Salah Gunakan Dana]

Modus ini, lanjut dia, dilakukan setelah penarikan dana KJP dibatasi. Sekali transaksi, penyalah guna KJP bisa mencairkan hingga Rp 700.000. Dengan temuan kasus ini, Basuki berencana menggugat orang yang menyalahgunakan dana KJP tersebut.

Basuki mengaku senang menjalankan kebijakan pembatasan penarikan tunai dana KJP. Selain itu, transaksi nontunai KJP memudahkannya melacak kemungkinan penyelewengan anggaran. [Baca: Penerima Kartu Jakarta Pintar Jual Kartunya Rp 400.000]

"Detik kapan saja dan berapa saja kamu transaksi, saya tahu. Seperti ada juga (KJP) untuk beli emas di toko emas. Itu kan kejahatan, jadi miskin banget anaknya," kata Basuki.

Basuki akan memblokir dana KJP yang disalahgunakan, tetapi tidak mencabutnya. Sebab, yang menyalahgunakan adalah orang yang tidak bertanggung jawab. [Baca: Ahok Diminta Pastikan Warga Penyalah Guna Dana KJP Sebelum Diberi Sanksi]

"Kasihan kan kalau kami stop KJP-nya gara-gara orang seperti itu. Tapi, saya bilang, kalau (oknum) ini tidak dihukum, semua orang tambah kurang ajar. Mereka harus dipidanakan," kata Basuki. [Baca: Ahok: Saya Mau Penjarakan Pencuri-pencuri Dana KJP]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com