Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepuk Tangan PNS Saat Ahok Janji Ragunan Tak Diserahkan ke Swasta

Kompas.com - 18/08/2015, 12:03 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tepuk tangan meriah terdengar dari para pegawai negeri sipil (PNS) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Taman Margasatwa Ragunan (TMR) saat mendengar isi pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Basuki menjanjikan bahwa kebun binatang seluas 147 hektar itu tak akan diserahkan kepada pihak swasta.

Tak hanya pegawai BLUD, para pawang, pekerja, serta pengurus hewan-hewan juga menyambut meriah pernyataan Basuki tersebut. Sebab, tak sedikit pegawai TMR yang khawatir ketika Basuki banyak memasukkan pengusaha ke dalam Dewan Pengawas BLUD TMR.

Adapun konglomerat yang juga pemilik Mayapada Group, Dato Sri Tahir, ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pengawas BLUD TMR. 

"Saya kira tidak ada tempat di dunia yang sehebat Indonesia. Di tengah Ibu Kota ada lahan seluas 147 hektar. Mana ada kebun binatang begitu luas? Jangan salah paham kepada saya, seolah-olah kami mau swastakan. Tidak ada Ragunan diswastakan," kata Basuki seusai menerima sepasang jerapah hibah dari Taronga Zoo Sydney, di TMR, Jakarta, Selasa (18/8/2015). 

Basuki mengatakan, pihak swasta hanya berperan dalam corporate social responsibility (CSR). Dengan kata lain, pihak swasta hanya menjadi penyumbang sejumlah dana untuk mengembangkan TMR.

Nantinya, kata Basuki, TMR akan dikembangkan menjadi kebun binatang kelas dunia dan memiliki konsep hiburan bagi semua warga.

"Kalau saya lihat konsep pembangunan kebun binatang di Korea Selatan dan Singapura, mereka menggabungkan kebun binatang dengan taman bermain, seperti Dufan. Namun, taman bermain itu tidak mengganggu binatang," kata Basuki. 

Selain itu, dia melanjutkan, mekanisme pengelolaan TMR bukanlah build, transfer, dan operate (BTO) oleh pihak swasta. Pihak swasta, kata Basuki, hanya melaksanakan "build" dan "transfer"-nya saja.

Setelah pihak swasta membangun serta memberikan aset TMR kepada DKI, maka TMR-lah yang akan mengelola kebun binatang tersebut.

"Uangnya dimasukkan (untuk) subsidi kebutuhan di sini. Tiket masuk juga tidak akan dinaikkan agar seluruh masyarakat bisa menikmati. Di sini, sewa kuda dan beli suvenirnya masih mahal," kata Basuki. 

TMR saat ini memiliki 2.025 satwa, yang 80 persen merupakan satwa khas Indonesia. Mamalia 581 ekor, burung 757 ekor, reptil 218 ekor, ikan 199 ekor, dan terdapat 20.000 jenis pohon. Beberapa satwa juga berhasil berkembang biak, seperti harimau dan gajah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com