Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Masa Depan Disiapkan

Kompas.com - 19/08/2015, 21:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah 3.046 sarjana pendidikan dilepas ke 54 kabupaten di Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Papua pada Selasa (18/8). Mereka diharapkan mendidik sekaligus memberikan inspirasi kepada masyarakat di tempatnya bertugas.

Para sarjana itu berasal dari 16 lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan. Pelepasan secara simbolis di Jakarta oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ainun Naim. Hadir pula Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sumarna Surapranata; ratusan peserta Sarjana Mendidik di Daerah Tertinggal, Terluar, dan Terdepan (SM3T) di Universitas Negeri Jakarta; serta perwakilan orangtua.

Penyiapan guru masa depan yang lebih berkualitas dan profesional dilakukan lewat program SM3T serta Pendidikan Profesi Guru. Calon guru masa depan tersebut diseleksi ketat dari puluhan ribu sarjana pendidikan setiap tahunnya serta mendapat beasiswa dari pemerintah.

Seleksi 18.000 calon

Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti mengatakan, peserta diseleksi dari 18.000 pendaftar lebih. Mereka menjalani program SM3T selama setahun untuk mengalami menjadi pendidik yang mampu menginspirasi serta menghadirkan inovasi pembelajaran di tengah keterbatasan.

Sejak 2011-2014, sudah 10.452 sarjana pendidikan yang mengabdi di daerah 3T. Mereka ditempa karakter diri sekaligus turut merekatkan kesatuan negara Republik Indonesia. Mereka yang lolos SM3T mendapatkan beasiswa pendidikan profesi guru berasrama sebelum siap dipakai jadi guru bermutu.

Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Negeri, yang juga Rektor Universitas Negeri Jakarta, Djaali mengatakan, daerah 3T mengalami masalah kekurangan guru, distribusi guru tidak merata, guru tidak memenuhi kualifikasi, dan kompetensi guru yang di bawah standar. Guru SM3T yang dikirim bukan hanya untuk mengajar, melainkan juga membantu dalam peningkatan manajemen sekolah, mendorong inovasi pembelajaran sesuai kondisi daerah, menginspirasi anak-anak untuk cinta belajar, serta mendorong masyarakat menyadari pentingnya pendidikan.

Ainun meminta calon guru masa depan yang ikut program SM3T mengabdi sepenuh hati menjadi pendidik berhati nurani. Pemerintah berkomitmen agar lulusan program SM3T yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru direkrut jadi guru PNS di daerah yang pernah mereka tempati.

"Pengangkatan guru dari lulusan SM3T sudah dilakukan. Tahun lalu, ditargetkan 1.000 orang, tetapi baru sekitar 700 orang yang terlaksana. Kita berharap ada perbaikan kualitas guru masa depan Indonesia," kata Ainun. (ELN)


_____________________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Agustus 2015, di halaman 12 dengan judul "Guru Masa Depan Disiapkan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com