Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Begal Jubah Hitam Beraksi dengan Golok dan Gergaji di Jakarta Selatan

Kompas.com - 02/09/2015, 15:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Komplotan begal sepeda motor ditangkap oleh jajaran Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan pada Rabu (26/8/2015). Saat beraksi, komplotan itu kerap meluka‎i korban dengan golok, gergaji, dan pentungan bisbol.

Dari delapan orang yang menjadi anggota geng motor, baru tiga orang yang ditangkap oleh aparat kepolisian.

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besa‎r Wahyu Hadiningrat menuturkan bahwa geng motor itu sudah beraksi sejak dua tahun lalu. Mereka mengejar para korban yang sedang asyik nongkrong di jalan raya.

Dalam semalam, kata dia, para anggota geng motor yang dipimpin oleh satu orang yang memakai jubah berwarna hitam itu melakukan aksi di 10 tempat kejadian perkara.

Para pelaku yang ditangkap yaitu kapten dari geng motor yang memakai jubah hitam, FH (24), dan dua anak buahnya, HT (21) dan IG (16).

Selain ‎merampas kendaraan milik korban, Kombes Wahyu mengatakan, para pelaku juga mengambil barang berharga, seperti ponsel, tas, dan dompet korban.

Setidaknya ada delapan laporan kejadian pencurian dengan kekerasan yang dilaporkan kepada aparat kepolisian. Geng bermotor itu adalah para pelaku dari peristiwa tersebut.

Saat ini, masih ada lima pelaku yang masih buron dan sedang dikejar oleh jajaran Satreskrim Pol‎res Metro Jakarta Selatan.

"Pada tanggal 6 Agustus, komplotan itu sudah mendatangi 10 TKP, lebih kurang korbannya ada 20 orang. Mereka beraksi di kawasan Joglo dan Ulujami, Jakarta Selatan," kata Wahyu di Mapolrestro Jakarta Selatan, Rabu (2/9/2015).

Modus dari para pelaku adalah bergerombol dan menghampiri para calon korban. Setelah itu, pelaku merampas barang-barang korban lalu melukai mereka hingga ada satu korban mengalami sekarat karena dibacok dengan golok gergaji dan pemukul bisbol.

"Sesuai penyidikan dan mendapat petunjuk dari closed circuit television (CCTV), kami lihat modusnya perampasan. Jika ada korban melawan, langsung dibacok," tuturnya.

Pengangguran

Kebanyakan para pelaku tidak memiliki pekerjaan alias menganggur sehingga mereka nekat merampas sepeda motor dan barang berharga milik korban.

Saat ini ada tiga motor hasil rampasan yang disita oleh pihak kepolisian, yaitu dua motor Honda Scoopy dan Yamaha Mio yang merupakan adalah hasil dari komplotan geng motor itu.

‎"Para pelaku usianya sekitar 20 tahun sampai 16 tahun. Kebanyakan dari mereka adalah pengangguran," ujarnya.

‎Sementara itu, tiga pelaku yang memakai penutup wajah‎ dan baju tahanan warna oranye tampak terdiam.

FH yang memakai jubah hitam ketika ditanya ada berapa banyak komplotan geng motor itu, dia hanya terdiam.

Tak hanya itu, saat ditanya ke mana hasil curian itu dibuang atau dijual, tidak satu patah kata pun keluar dari mulut para pelaku. Namun, dia hanya mengatakan, melakukan kejahatan itu karena motif ekonomi. "Untuk hidup sehari-hari saja karena saya pengangguran," kata FH.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com