Dari delapan orang yang menjadi anggota geng motor, baru tiga orang yang ditangkap oleh aparat kepolisian.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat menuturkan bahwa geng motor itu sudah beraksi sejak dua tahun lalu. Mereka mengejar para korban yang sedang asyik nongkrong di jalan raya.
Dalam semalam, kata dia, para anggota geng motor yang dipimpin oleh satu orang yang memakai jubah berwarna hitam itu melakukan aksi di 10 tempat kejadian perkara.
Para pelaku yang ditangkap yaitu kapten dari geng motor yang memakai jubah hitam, FH (24), dan dua anak buahnya, HT (21) dan IG (16).
Selain merampas kendaraan milik korban, Kombes Wahyu mengatakan, para pelaku juga mengambil barang berharga, seperti ponsel, tas, dan dompet korban.
Setidaknya ada delapan laporan kejadian pencurian dengan kekerasan yang dilaporkan kepada aparat kepolisian. Geng bermotor itu adalah para pelaku dari peristiwa tersebut.
Saat ini, masih ada lima pelaku yang masih buron dan sedang dikejar oleh jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.
"Pada tanggal 6 Agustus, komplotan itu sudah mendatangi 10 TKP, lebih kurang korbannya ada 20 orang. Mereka beraksi di kawasan Joglo dan Ulujami, Jakarta Selatan," kata Wahyu di Mapolrestro Jakarta Selatan, Rabu (2/9/2015).
Modus dari para pelaku adalah bergerombol dan menghampiri para calon korban. Setelah itu, pelaku merampas barang-barang korban lalu melukai mereka hingga ada satu korban mengalami sekarat karena dibacok dengan golok gergaji dan pemukul bisbol.
"Sesuai penyidikan dan mendapat petunjuk dari closed circuit television (CCTV), kami lihat modusnya perampasan. Jika ada korban melawan, langsung dibacok," tuturnya.
Pengangguran
Kebanyakan para pelaku tidak memiliki pekerjaan alias menganggur sehingga mereka nekat merampas sepeda motor dan barang berharga milik korban.
Saat ini ada tiga motor hasil rampasan yang disita oleh pihak kepolisian, yaitu dua motor Honda Scoopy dan Yamaha Mio yang merupakan adalah hasil dari komplotan geng motor itu.
"Para pelaku usianya sekitar 20 tahun sampai 16 tahun. Kebanyakan dari mereka adalah pengangguran," ujarnya.
Sementara itu, tiga pelaku yang memakai penutup wajah dan baju tahanan warna oranye tampak terdiam.
FH yang memakai jubah hitam ketika ditanya ada berapa banyak komplotan geng motor itu, dia hanya terdiam.
Tak hanya itu, saat ditanya ke mana hasil curian itu dibuang atau dijual, tidak satu patah kata pun keluar dari mulut para pelaku. Namun, dia hanya mengatakan, melakukan kejahatan itu karena motif ekonomi. "Untuk hidup sehari-hari saja karena saya pengangguran," kata FH.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.