Namun, menurut Mulyono Rahadi Prabowo yang merupakan Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kekeringan yang dirasakan masyarakat akhir-akhir ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan aktivitas masyarakat itu sendiri.
"Banyak orang dengan asumsi seolah-olah alam ini tidak berubah. Padahal, dengan perkembangan semakin banyak manusia ini, pemanfaatan lahan sangat terasa sekali," kata Prabowo kepada Kompas.com, Sabtu (5/9/2015).
Dia mengatakan, daerah yang dulu merupakan daerah hijau dengan banyak tanaman sekarang sudah berkurang. Hal itu terlebih lagi untuk kawasan perkotaan dengan daerah resapan air yang sudah sangat berkurang karena dialihkan menjadi kawasan pembangunan.
Persediaan air tanah saat musim kemarau seperti saat ini pun menjadi terbatas. "Tidak kasatmata di kita padahal perubahannya signifikan. Kalau kita lihat saksama, tutupan lahan (hijau) itu sangat kelihatan sekali, kok," ujarnya.
Karena itu, sepanjang kemarau ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih menghemat dan cermat dalam penggunaan air.
"Khusus di Jakarta sendiri, dampak ketersediaan air tanah itu kan menjadi sangat terbatas sehingga ya istilahnya, yang paling bisa dilakukan masyarakat, adalah menggunakan ketersediaan air secara hemat karena pasokan dari hujan tidak ada," ucap Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.