Melalui kebijakan itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin menghilangkan stigma atau pandangan menyeramkan tentang Balai Kota kepada warga Ibu Kota.
"Dulu kalau kita dengar datang ke Balai Kota kan pasti pada takut atau seram. Warga kan pasti cuma bisa lihat Balai Kota dari halte bus, dilarang masuk ke Balai Kota, padahal orang juga pengin lihat-lihat kan," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (11/9/2015).
Ia berharap, Balai Kota menjadi tempat wisata alternatif bagi anak-anak sekolah. Nantinya anak-anak bisa menambah pengetahuan tentang wali kota serta Gubernur DKI Jakarta dari masa ke masa.
Anak-anak dan orangtua mereka bisa berfoto dengan foto gubernur kebanggaan masing-masing di ruang tamu. Mereka juga bisa masuk ke Balai Agung untuk melihat presentasi tentang Jakarta Smart City.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menginginkan Balai Kota tidak hanya bisa dilihat oleh segelintir pihak saja, tetapi juga seluruh warga DKI, wisatawan domestik, hingga wisatawan mancanegara.
"Kalau duduk-duduk di sini malam-malam lihat Monas, kan enak kan. Kamu kalau jadi warga DKI pengin enggak sih duduk di sini malam-malam, mandangin Monas yang lampunya begitu indah. Enak kan. Nah saya pikir banyak warga DKI yang satu pikiran dengan saya," kata Basuki.
Warga bisa berjalan-jalan di Balai Kota tanpa dipungut biaya alias gratis pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Jam berkunjung adalah pukul 10.00 hingga 17.00 WIB untuk kunjungan di area dalam ruangan dan pukul 10.00 hingga 20.00 WIB untuk area luar.
Di luar ruangan, pengunjung bisa menikmati aneka kuliner dan ada juga pertunjukan musik. Para pengunjung juga dapat membeli berbagai jenis buah tangan dan kerajinan khas Jakarta di stand milik Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta yang terletak di Gedung Blok G Balai Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.