Menurut Tabroni, Maruli sempat keluar rumah saat mendengar letusan senjata api dua kali. Saat keluar, Maruli sudah melihat polisi sudah berada di depan rumah Nelson.
"Pak Maruli ke luar karena sudah dengar dua kali tembakan. Ada suara tembakan dia keluar," kata Tabroni saat ditemui di rumahnya, Kembangan, Jakarta Barat, Sabtu (12/9/2015).
Kejadian pembacokan yang menghilangkan nyawa Nelson tersebut terjadi di kamar lantai bawah. Tak ada yang mengetahui persis peristiwa pembacokan tersebut, selain istri Nelson.
"Pembantu ada di kamar atas," kata Tabroni.
Nelson diketahu telah menetap di daerah tersebut sejak 1980-an. Dia cukup dikenal baik oleh tetangga-tetangganya.
"Dia orang baik, dermawan, aktif. Tiap ketemu nyapa, tidak cuek. Saya kalau sapa diberi jempol sama dia," kata Tabroni.
Sepengetahuan Tabroni, rumah Nelson ditempati bersama dengan anak-anaknya. Namun, belakangan ini, Nelson dan Riris membangun rumah lagi untuk ditempati sendiri di wilayah RT 10.
Selain itu, Tabroni juga menuturkan bahwa Nelson sempat menjadi korban pencurian setahun lalu. Pencurian tersebut terjadi di dalam mobil miliknya yang terparkir di depan rumah.
Kanit Reskrim Polsek Kembangan Ajun Komisaris Widodo mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan. Ia memintai keterangan beberapa saksi di tempat kejadian perkara.
"Masih penyelidikan," kata Widodo, Sabtu petang.
Nelson Marbun (65) tewas dengan penuh luka bacokan di sekujur tubuhnya, Sabtu (12/9/2015). Dari pemeriksaan sementara, ada 18 bacokan senjata tajam di tubuh Nelson yang ditemukan tewas di rumahnya, Kompleks Perum Taman Meruya blok A 11 RT 09/04, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.