Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Bahas PMP Selesai Tiba-tiba karena Pertanyaan Bestari

Kompas.com - 15/09/2015, 23:12 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Senin (14/9/2015) kemarin, para direktur utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berkumpul dan mengikuti rapat pembahasan KUA-PPAS 2016 untuk mengajukan dana penyertaan modal pemerintah (PMP) di tahun anggaran 2016.

Satu per satu BUMD memaparkan kebutuhan anggaran mereka selama satu tahun ke depan kepada Badan Anggaran DPRD DKI. Sampai sejauh ini, sudah lima BUMD yang telah melakukan pemaparan.

Tetapi, sore ini tiba-tiba rapat itu terhenti sementara. Hal itu terjadi setelah salah satu anggota Banggar DPRD DKI Bestari Barus mempertanyakan sesuatu dalam rapat tersebut, Selasa (15/9/2015).

"Supaya clear juga ya pak, waktu itu kami pernah ditugaskan pimpinan Banggar untuk hadir dalam rapat dengan TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) dengan Kemendagri tentang PMP di APBD-P 215, sementara yang kita bicarakan ini PMP 2016," ujar Bestari di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih.

Bestari bercerita, pada rapat tersebut, masing-masing BUMD juga mengajukan PMP di APBD perubahan 2015 yang jumlah bermacam-macam. Tujuannya pun beragam. Salah satunya ada yang meminta PMP dengan tujuan membayar utang.

"Di situ terungkap bahwa PD Dharma Jaya meminta Rp 46 miliar buat bayar utang. Nah kemarin ada 8 BUMD yang minta PMP lagi di APBD perubahan," ujar Bestari.

Bestari pun melanjutkan, dia mengetahui proses pengajuan PMP masih berada di Badan Anggaran Kemendagri dan belum masuk ke Ditjen Anggaran Kemendagri. Intinya, PMP di APBD perubahan tersebut belum dicairkan. Jika PMP tersebut dicairkan, maka pada akhir tahun ini, BUMD akan mendapatkan modal sesuai besar yang diajukan.

Bestari pun kembali mempertanyakan pengajuan PMP untuk APBD 2016 mendatang. Jika APBD 2016 sudah disahkan, maka BUMD akan kembali mendapat PMP di awal tahun 2016. Besar PMP yang dimiliki BUMD pun menjadi menumpuk. Tanggung jawab BUMD untuk menyerap semua anggaran tersebut semakin besar.

"Kita pertanyakan kembali kemampuan penyerapan BUMD. Jangan sampai itu justru semua uang itu jadi tabungan saja," ujar Bestari.

Bestari mencontohkan PMP yang diajukan PT Transjakarta pada APBD perubahan 2015 adalah sebesar Rp 700 miliar. Sementara itu, PT Transjakarta juga mengajukan PMP sebesar Rp 1 triliun pada APBD 2016. Jika kedua modal tersebut cair dalam waktu berdekatan, maka PT Transjakarta akan mendapat total PMP yang fantastis hingga Rp 1,7 triliun.

"Uang segitu belanjanya bagaimana? Apakah terserap dengan baik?" ujar Bestari.

Sampai saat ini, belum ada jawaban yang memuaskan dari TAPD. Pimpinan Banggar DPRD Mohamad Taufik pun memutuskan, rapat mengenai PMP terhadap BUMD pun ditunda sampai mendapat kepastian mengenai PMP pada APBD perubahan 2015 tersebut. Bestari mengatakan, perlu ada analisis kebutuhan dan investasi untuk menyelesaikan persoalan ini.

"Tentunya dari badan independen dan certified yang bisa menjadi landasan bagi Banggar DPRD. Dapatkah ini dialokasikan PMP atau ditunda dulu atau diberikan sebagian saja modalnya," ujar Bestari.

"Kita ingin BUMD maju, namun kita juga ingin terjadi perputaran cepat dalam investasi. Jangan sampai dana yang sudah di-PMP-kan itu tidak digunakan sehingga terjadi penumpukan," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com