Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bidara Cina Anggap Sosialisasi soal Sodetan Ciliwung-KBT Sepihak

Kompas.com - 16/09/2015, 21:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Bidara Cina menilai Pemerintah Kota Jakarta Timur mengambil kebijakan terkait proyek sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT) secara sepihak. Hal ini terutama terkait persoalan ganti rugi lahan. Saat ini pemerintah memutuskan tak ada ganti rugi. Padahal, sebelumnya pernah terjadi diskusi soal adanya ganti rugi.

"Hari ini yang kita inginkan ada angka yang disampaikan sekarang, bukan diganti rusunawa. Itu pemaksaan," ujar Heru, salah satu warga RW 14, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, saat hadir pada acara sosialisasi di Kantor Camat Jatinegara, Rabu (16/9/2015). 

Menurut Heru, mantan Ketua Panita Pengadaan Tanah (P2T) Ardi Yansyah pernah menyatakan terkait ganti rugi kepada warga Bidara Cina. 

Rahmat, salah satu warga lain di RW 14, mengatakan, pernyataan pemerintah berubah-ubah. Pemerintah, menurut dia, pernah mengeluarkan pernyataan ganti rugi pada tahun 2013 lalu. Namun, belakangan hal ini berubah dengan alasan bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 melarang ganti rugi di tanah pemerintah.

"Sekarang muncul perjanjian agraria ini dibuat tahun 2014. Seharusnya tidak ada itu yang berlaku surut," ujar Rahmat.

Eko, warga Bidara Cina lainnya, mengatakan, saat ini warga merasa gelisah dengan adanya perubahan baru ini. "Sekarang kami gelisah dengan adanya informasi dan kebijakan ataupun aturan yang baru. Tapi aturan ini kan yang bikin manusia, saya harap bisa dirubah," ujar Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com