Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaji Laporan Kubu Airin-Benyamin, Panwas Tangsel Gandeng Ahli IT

Kompas.com - 17/09/2015, 18:34 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Tangerang Selatan Muhammad Taufiq MZ memiliki kendala dalam menangani laporan dari kubu Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie tentang dugaan black campaign di media sosial.

Tim kuasa hukum Airin-Benyamin sebelumnya melaporkan soal fanpage Airin yang diretas. Mereka juga melaporkan dugaan pencemaran nama baik oleh mantan tim suksesnya melalui Facebook, Abdul Hamied.

"Laporannya masih kami kaji. Tapi, ini memang jadi kendala kami, karena kami belum ada pengalaman menangani dugaan pelanggaran kampanye di media sosial. Kami akan gandeng ahli-ahli IT lokal dan nasional untuk membantu kami," kata Taufiq, Kamis (17/9/2015).

Dalam laporan dari kubu Airin-Benyamin, terdapat dua poin dugaan black campaign yang diarahkan kepada pasangan petahana itu, salah satunya fanpage dengan nama Airin Rachmi Diany di jejaring sosial Facebook yang dibajak.

"Poin pertama, dugaan black campaign terhadap pasangan nomor urut tiga dengan mengganti nama fanpage Facebook Airin Rachmi Diany jadi Airin Cukup Sekali Saja, Stop Jangan Airin Lagi, dan Save Tangsel," tutur kuasa hukum Airin-Benyamin, Ferry Renaldy.

Selain itu, tim kuasa hukum juga melaporkan pemilik akun Facebook bernama Cak Hamied yang diduga memuat tulisan yang bertujuan memfitnah dan mencemarkan nama baik Airin dan Benyamin.

Tulisan tersebut dimuat pada 12 September 2015 pukul 18.23 WIB. Menurut Ferry, pihaknya akan melanjutkan laporan tersebut ke Polres Tangerang Selatan atas tuduhan pelanggaran dan pencemaran nama baik yang diatur dalam Undang-Undang ITE. Namun, Ferry belum memastikan kapan hal tersebut akan dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com