Para pendidik di sekolah tersebut dianggap tidak menyelesaikan masalah. Sehingga peselisihan tersebut berujung pada kekerasan.
"Kenapa sampai satu tahun dibiarkan saja. Harusnya kan ada inisiatif," kata Arist.
Arist melanjutkan, kalau keduanya tidak bisa didamaikan, harusnya guru dapat memisahkan mereka di kelas berbeda. Pilihan lain yakni membuat keduanya pisah sekolah.
"Itu untuk menghindari kekerasan," kata Arist.
Kalau informasi tersebut benar, Arist mengusulkan, penyidik harus mendalami persoalan tersebut. Salah satunya soal pembiaran siswa berseteru oleh guru di SDN 07 Pagi Kebayoran Lama Baru.
"Kalau data-data benar seperti itu, yang harus dilakukan oleh pihak kepolisian adalah mendalami itu, supaya apakah itu terjadi pembiaran terjadinya kekerasan itu," kata Arist.
Tewasnya NA berawal dari saling ejek yang mengakibatkan perkelahian dengan R. R diduga memukul dan menendang NA hingga terjadi memar di kepala bagian belakang. NA meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati, Jumat (18/9/2015) kemarin dan telah dimakamkan di TPU Bungur, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Polisi telah memeriksa tujuh saksi perihal peristiwa ini. Rencananya, Dinas Pendidikan juga akan memanggil kepala sekolah, guru, serta orangtua korban dan pelaku untuk dimintai keterangan, pada Senin pekan depan.