Selama bersekolah pun, jika akan bepergian ke tempat lain, dia selalu minta izin kepada orangtua ataupun keluarganya di rumah.
"Ibunya masih shock. Saya juga tidak percaya PNF pergi seperti itu," kata ayah PNF, A, kepada Kompas.com, Senin (5/10/2015) siang di rumah duka. (Baca: Kasus Mayat Bocah Dalam Kardus, Polisi Cari dan Periksa DNA Beberapa Orang)
Dalam kenangan A, PNF merupakan anak yang rajin dan mandiri. Setiap sekolah, PNF selalu tiba di sekolah satu jam lebih awal untuk piket membersihkan kelas.
Wali kelasnya pun memercayakan PNF untuk memegang kunci lemari di kelasnya. Setiap selesai sekolah, PNF selalu pulang ke rumahnya. Jika akan pergi lagi untuk bermain, PNF selalu minta izin.
Namun, pada Jumat (2/10/2015) siang, PNF tidak pulang ke rumah seperti biasanya. Tidak ada kabar pula ke mana dia pergi. (Baca: Dua Saksi Potensial Diperiksa Terkait Bocah Tewas Dalam Kardus)
"Makanya itu yang bikin kami bingung. Sorenya kami langsung cari PNF. Kami cari ke tempat dia biasa main, kebetulan di sini ada rumah saudara juga, keluarga besar pada di sini," tutur A.
Namun, A dan keluarga malah mendapat kabar bahwa ada mayat di dalam kardus yang pada akhirnya diketahui sebagai PNF.
A mengaku, sebagai orangtua, dia tidak akan memaafkan pembunuh anaknya jika kelak ditemukan oleh polisi.
"Kalau boleh bunuh, saya suruh bunuh pelakunya. Namun, negara ini kan negara hukum, saya serahkan saja kepada penyidik," ujar A lalu terdiam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.