Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Tinggal di Tanah Negara, Warga Bidaracina Mulai Pindah ke Rusun

Kompas.com - 07/10/2015, 17:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga Bidaracina yang terkena dampak proyek sodetan Ciliwung-KBT hari ini terlihat mulai menempati Rusun Cibesel di Jatinegara, Jakarta Timur. Warga akhirnya pasrah pindah ke rusun karena mengakui menduduki tanah negara di bantaran Sungai Ciliwung.

Agus (34), warga RT 06 RW 05 Bidaracina, mengatakan, ini merupakan keputusan warga di wilayahnya untuk segera pindah ke rusun.

"Ini memang keputusan warga di wilayah saya karena memang kami tidak kuat surat-suratnya," kata Agus saat ditemui di Rusun Cibesel, Jakarta Timur, Rabu (7/10/2015).

Keputusan ini, kata dia, berat diambil. Sebab, meski gratis tiga bulan ke depan, warga lantai 1 Blok E Rusun Cibsel itu mengaku harus membayar Rp 280.000 untuk biaya sewa rusun per bulan setelah masa gratis habis.

Menurut dia, itu belum termasuk biaya air dan listrik. Biaya tersebut dianggap pria berpenghasilan UMR DKI itu cukup memberatkan. "Sedih, sudah miskin tambah miskin," ujar Agus.

Meski demikian, dia menyadari, dengan tinggal di rusun, maka ke depan tak akan merasakan kebanjiran lagi. Tempat tinggalnya merupakan langganan banjir, yang bisa mencapai 4 meter kala Ciliwung meluap. (Baca: Warga Bidaracina Merasa Ditakut-takuti agar Mau Direlokasi)

"Terima saja daripada digusur. Dengan begini juga, saya bisa jual puing-puing rumah, sudah laku Rp 1,1 juta. Lumayan," ujar Agus.

Didi (34), warga RT 06 RW 05 Bidaracina lainnya, mengatakan hal senada. Daripada memilih bertahan di tanah negara, ia pun memutuskan pindah ke rusun.

Selain itu, ia khawatir kalau menunda pindah, ia akan direlokasi jauh, misalnya ke Rusun Pulogebang.

"Awalnya, tempat saya itu tanah garapan. Jadi, kalau pemerintah sewaktu-waktu mau ambil, ya mau enggak mau kita ikuti pemerintah. Paling keuntungan di sini kita lepas dari banjir," ujar Didi.

Padahal, meski tinggal di tanah negara, ia mengklaim memiliki surat girik. Ia pun kecewa digusur karena di tempat tinggal dulu warga di lingkungannya pembayar pajak bumi dan bangunan (PBB). "Ya, mungkin rusun ini adalah timbal balik dari pemerintah," ujar Didi.

Pantauan Kompas.com, warga Bidaracina mulai mengisi unit tempat tinggal mereka di Blok E rusun. Warga telah membawa perabotan dan mengaku telah mengosongkan rumah.

Sejumlah warga RW 05 itu adalah yang memilih untuk segera menempati rusun. Sebab, masih ada pula warga setempat yang bertahan dan ada pula yang menempuh jalur hukum terkait rencana penggusuran ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com