Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Pemakaian Anggaran Tidak Ada Hubungannya dengan Gonta-ganti Pejabat

Kompas.com - 08/10/2015, 08:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah pernyataan pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menyebut bongkar pasang pejabat membuat minimnya penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta.

Ahok menegaskan, bongkar pasang pejabat yang dilakukannya, sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyerapan anggaran di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Dia menyatakan, bongkar pasang pejabat di jajaran pemerintahannya karena pejabat yang lama tidak bisa melakukan serapan anggaran dengan baik.

"Enggak ada hubungannya dengan ganti pejabat. Pemakaian anggaran, tidak ada hubungannya dengan gonta-ganti pejabat. Justru, kita ganti pejabat karena pejabat yang lama enggak bisa nyerap anggaran," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (7/10/2015) malam.

Ia juga membantah pernyataan dari Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Dodi Ryatmadji, yang menyebutkan program Pemprov DKI berantakan. Menurut mantan Bupati Belitung Timur ini, kalau program sudah masuk ke dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPS), tinggal eksekusi, dan tidak mengganggu program yang akan dijalankan.

"Kalau sudah KUA PPS dan sudah APBD, bukan konsep lagi, tinggal eksekusi, jadi (APBD tidak terserap) bukan karena gonta-ganti pejabat. Orang pejabatnya enggak becus. Yang enggak diganti aja enggak becus, kok," ujar pria berusia 49 tahun ini.

Sebelumnya, Kemendagri melalui Kapuspen, Dodi Ryatmadji, mengatakan, gonta-ganti pejabat yang kerap kali dilakukan Ahok membuat penyerapan rendah.

"DKI gonta-ganti pejabat berapa kali, maka sangat logis penyerapannya rendah. Belanja paling gede tetapi modelnya kayak gitu," kata Kapuspen Kemendagri Dodi Ryatmadji di kantor Kemendagri, Rabu (7/10/2015).

Sejak menjabat sebagai DKI-1, Ahok melakukan demosi (menstafkan) ratusan pejabat struktural Pemprov DKI, dari eselon II, III dan IV. Perombakan yang pertama dilakukan Ahok pada 2 Januari 2015, ribuan pejabat distafkan oleh mantan politisi Gerindra ini. (Dennis Destryawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com