Sebagai jalur khusus, tentu perlu strategi pengamanan tersendiri.
Kecelakaan terakhir, Selasa (13/10/2015), yang melibatkan bus kopaja P70 Lebak Bulus-Senen dan pejalan kaki di Buncit, Jakarta Selatan, merupakan satu dari sekian banyak kecelakaan angkutan umum di jalur khusus tersebut.
Kepala Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ipung Purnomo mengatakan, polisi melakukan sterilisasi dengan ketat di dekat lampu lalu lintas.
"Kita enggak jagain di mulut busway," kata Ipung kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Ipung mengindikasikan bus kopaja yang masuk jalur transjakarta, yakni hanya oknum sopir nakal. Karena itu, hal itu perlu ditertibkan, baik dari polisi, Dinas Perhubungan, maupun Transportasi DKI Jakarta, selaku penanggung jawab angkutan umum Ibu Kota.
"Tidak semua kopaja yang masuk jalur busway. Kita juga punya Satgas Tatib untuk menindak pelanggaran yang terjadi. Kita fokuskan jangan sampai berulang," kata Ipung.
Modus dari bus kopaja nakal tersebut biasanya memotong di tengah jalur transjakarta sehingga tidak diketahui oleh pihak kepolisian atau pengamanan di jalur khusus tersebut.
"Mereka di tengah jalan memotong, dia loncat. Kan kita juga susah jagain, enggak mungkin jagain satu-satu," kata Ipung. (Baca: Tabrak Pejalan Kaki di Jalur Transjakarta, Sopir Kopaja Diamuk Massa)
Sementara itu, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan sterlilisasi. Namun, ia pun mengakui bahwa tidak setiap anggota polisi lalu lintas dapat menjaga di sepanjang jalur transjakarta.
"Kami kan juga bekerja sama dengan kepolisian, tetapi enggak setiap saat ada polisi. Mereka masuk di tengah dan keluar di tengah juga," kata Kosasih, Rabu (16/9/2015).
Kosasih meminta masyarakat juga turut aktif. Salah satunya lewat aplikasi Qlue sebagai laporan jika terjadinya pelanggaran di jalur transjakara.
"Salah satu cara ada sistem pelaporan dan penindakan. Mungkin bisa pakai Qlue bisa difoto atau segala macam. Kalau kejadian cepat kan susah. Kalau begitu ditindak," kata Kosasih.
Sterilisasi Koridor VI
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta menegaskan, pihaknya tengah merancang untuk meningkatkan sterilisasi di jalur transjakarta, terutama sterilisasi di Koridor VI transjakarta.
"Kita memang akan ada benar-benar sterilisasi di Koridor VI itu. Kita sedang mengajak pihak swasta RFID (radio frequency identification) buat palang otomatis gate gitu," kata Andry, Kamis.
Selain itu, Dishub dan Transportasi DKI Jakarta juga telah berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga untuk meninggikan separator atau pembatas jalan di jalur transjakarta sehingga kendaraan umum tak lagi dapat memotong jalan di tengah jalur transjakarta.
"Busway di koridor tersebut juga harus ada CCTV untuk pengamanan, kenyamanan, dan pengamanan, dan biar masyarakat bisa mengakses keberadaan busway itu sendiri," kata Andry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.