Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Resor di Atas Pulau Buatan, Ahok Wajibkan Pengembang Bangun Rusun

Kompas.com - 21/10/2015, 09:04 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi 17 pulau untuk menyediakan lahan untuk rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di atas pulau buatan yang akan dibuat di Teluk Jakarta.

Hal itu merupakan syarat wajib yang diberikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada para pengembang.

Rusunawa itu nantinya akan diperuntukkan bagi para pekerja yang akan bekerja di resor-resor mewah yang akan dibangun di lokasi tersebut.

Tujuan Ahok mengeluarkan aturan tersebut adalah untuk mempermudah para pekerja agar tidak perlu menempuh jarak jauh dari tempat tinggal ke lokasi tempatnya bekerja.

"Kan di atas pulau-pulaunya itu mau dibangun hotel, apartemen, dan segala macam. Kalau mau tinggal di situ ya jelas mahal kan. Sementara kalau pekerjanya harus pulang ke rumahnya, misalnya yang tinggal di Tegal Alur, kan jauh."

"Makanya, Pak Gubernur mengharuskan pengembang supaya bangun rusun buat mereka," kata Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI Jakarta Edy Junaedi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang berencana meminta kontribusi 15 persen dari nilai jual obyek pajak (NJOP) kepada para pengembang pulau reklamasi.

Permintaan kontribusi tambahan dari para pengembang bertujuan untuk mengembangkan kavling lahan milik Pemprov DKI Jakarta.

Pemprov DKI memang direncanakan akan mendapatkan lahan di tiap-tiap pulau yang akan dibuat. Luas lahan yang akan didapat adalah 5 persen dari total luas pulau. Lahan akan berada di titik terluar pulau buatan.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tuty Kusumawati mengatakan, penambahan kontribusi kepada pengembang pulau reklamasi dilakukan untuk mendukung pembangunan fasilitas sosial bagi warga.

"Kontribusi tidak diberikan dalam bentuk uang, tetapi bangunan fisik di atas lahan yang sudah disiapkan," kata Tuty, Jumat (16/10/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuhan Pedagang Perabot di Dreb Sawit, Dihabisi lalu Motor Dibawa Kabur Putrinya

Pembunuhan Pedagang Perabot di Dreb Sawit, Dihabisi lalu Motor Dibawa Kabur Putrinya

Megapolitan
Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang Dijarah, Pengamat: Pihak Bank dan Pemilik Tidak Peduli dengan Nilai Bangunan

Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang Dijarah, Pengamat: Pihak Bank dan Pemilik Tidak Peduli dengan Nilai Bangunan

Megapolitan
Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Megapolitan
Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Megapolitan
Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Megapolitan
1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Calon Pengantin di Bogor Ditipu WO, Catering dan Dekorasi Tidak Ada Saat Resepsi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com