Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikelola Swasta, Sungai Epicentrum Tetap Dipelihara Sudin Tata Air

Kompas.com - 22/10/2015, 15:54 WIB
Khuswatun Hasanah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan, Deddy Budiwidodo angkat bicara soal sungai Epicentrum yang sedang ramai diperbincangkan khalayak.

Deddy menjelaskan meskipun Sungai Epicentrum dikelola oleh pihak swasta, bagian atas sungai tersebut tetap berada dalam pemeliharaan Sudin Tata Air Jakarta Selatan.

"Sungai itu namanya Sungai Cideng, pemeliharaan saluran dari Sudin tapi utifikasinya dari swasta," kata Deddy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/10/15).

Deddy menambahkan, sungai yang terdapat banyak ikan tersebut, berawal dari kawasan Patra berlanjut ke kawasan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan berakhir di Kanal Banjir Barat.

"Ada ikan-ikannya juga kan itu. Bagian atas tetap dipelihara kami. Dari mulai Patra sampai KPK dan berujung di Kanal Barat," ucap Deddy.

Saat musim hujan tiba, kata Deddy, sungai Epicentrum sepanjang 320 meter dengan kedalaman 5 meter tersebut tidak pernah mengalami banjir. [Baca: Ahok: Sungai Epicentrum Itu seperti Bak Ikan di Atas Sungai]

"Di situ kalau banjir enggak terlalu ikut banjir, tapi yang atas ngantri sebentar. Itu di depan Tegal Parang ngantri airnya," kata Deddy.

Deddy pun mengatakan bahwa sungai di depan Epiwalk Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, itu sebenarnya bukan berfungsi utama sebagai drainase melainkan sungai dengan fungsi estetika.

"Epicentrum, sebetulnya bukan untuk drainase, buat beautifikasi, buat estetika. Fungsi drainase tetap, nah estetika yang utama, kaya river view. Buat pemandangan," ucap Deddy.

Menurut Deddy, fungsi estetika sungai Epicentrum tersebut karena Epicentrum merupakan kawasan bisnis. [Baca: Menilik Kejernihan Sungai Epicentrum Rasuna Said]

Deddy mengakui, saat ini belum ada rencana membuat kondisi sungai-sungai di Jakarta Selatan seperti sungai Epicentrum.

Sudin Tata Air Jakarta Selatan saat ini masih dalam proses usaha penghijauan air sungai dan pengerukkan sampah dengan menambahkan jumlah alat berat.

"Biasanya kawasan yang bagus, kawasan bisnis ya kaya gitu dibuat, kalo sungai biasa paling dihijaukan, dikeruk rutin karena kita juga mau perbanyak alat berat," ucap Deddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com