Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Kebersihan DKI Jelaskan soal Mobil Sampah yang Dirazia di Bekasi

Kompas.com - 23/10/2015, 11:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam mobil pengangkut sampah DKI dirazia dishub Bekasi, karena melanggar aturan jam operasional pengangkutan sampah ke Bantar Gebang.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, lima kendaraan di antaranya sudah diperbolehkan pulang sedangkan satu lagi masih ditahan di Bantar Gebang karena belum menunjukan kir.

Isnawa mengatakan, mau tak mau para sopirnya memang harus ditahan karena melanggar ketentuan jam operasional membuang sampah ke Bantar Gebang.

"Sudah ada aturan jam buang ke Bantar Gebang. Jadi kalau sopir-sopir saya ditangkap di sana enggak apa, memang harus ditangkap. Kenapa, karena dia (sopir) melanggar ketentuan dan aturan," kata Isnawa, Jumat (23/10/2015) pagi.

Isnawa mengatakan ia akan memanggil kepala penindakannya untuk mengumpulkan para sopir-sopir truk sampah.

Isnawa hendak mempertegas soal aturan jam buang sampah DKI ke Bantar Gebang, yang sebenarnya pukul 21.00-05.00.

Namun, ia memperkirakan para sopirnya masih ada yang melanggar aturan jam buang yang telah tertuang dalam MoU dengan Dishub Bekasi tersebut.

"Semua sopirnya mau saya panggil menghadap saya, mau saya tanya kenpa masih melanggar aturan. Itu justru memicu dalam tanda kutip kemarahan dari pihak Pemkot Bekasi," kata Isnawa.

"Jadi kalau dibilang sopir enggak tahu (jam), bohong. Sopir itu udah tahu aturan mainnya. Mungkin mereka mencoba-coba sekali bisa lewat, dua kali bisa lewat," lanjut Isnawa.

Menurut dia, sopir-sopir yang melanggar akan diberi sanksi berupa surat peringatan (SP). Jika masih mengulangi hingga SP3 akan dilakukan pemecatan.

"Jadi tidak hanya untuk sopir, tenaga kontrak atau PHL yang lakukan pelanggaran misalnya potong duit temannya dan lain-laim akan kita pecat," ujar Isnawa.

Ia menambahkan, pihaknya sudah memecat banyak petugasnya yang melanggar.

"Sudah banyak yang kita pecat. Sudah ada seratusan. Bahkan saya mohon maaf, pejabat strukturalnya kalau terlibat, kepala seksinya ikut potong-potong duit, kita pecat," ujar Isnawa.

Adapun enam truk yang kena razia di Bekasi itu berasal dari dua truk swasta dan empat truk DKI dari wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.

Hari ini Dinas Kebersihan akan mengurus satu mobil truk yang masih ditahan di Bantar Gebang dengan menunjukan KIR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com