Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tony Q "Pecahkan" Panggung Sastra Reboan

Kompas.com - 05/11/2015, 02:25 WIB


denyut di jantungmu kota

pusat gelisah dan tawa
dalam selimut debu dan kabut
yang hitam kelam warnanya...

Lagu berjudul "Balada Sejuta Wajah" yang juga menjadi judul acara, itu menutup kenduri Sastra Reboan yang berlangsung pada Rabu, 4 November 2015, pukul 20.00 hingga 23.00 WIB di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta Selatan. Lagu yang syairnya ditulis oleh Theodore KS dan dinyanyikan oleh God Bless, menjadi pelengkap sempurna acara yang berlangsung sepanjang tiga jam.

Acara sastra bulanan "Reboan" kali ini memang membahas balada pada dunia musik dan sastra. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, balada adalah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog.

Itulah sebabnya, acara ini pun berisi perkisahan melalui puisi dan musik yang bercerita tentang manusia, kota, dan juga tentang hutan yang terbakar. Tentu saja, agar dalam penceritaan0 tidak membosankan, maka dibawakan melalui penuturan oleh mereka yang selama ini bergelut di dunia musik balada seperti Ully Sigar Rusadi, Dima Miranda, Tony Q, Imam Mahendra, Teguh Esha, Slamet Widodo, Amien Kamil, Chopa, Violi Faisal, Aries Tanjung, Uki Bayu Sedjati, Cunong, Aini Sekar Arum, Devina, dan dipandu oleh MC Herwin Alright.

Dibuka oleh nyanyian Imam Mahendra yang membawakan lagu "Perjalanan" karya Yudhistira Massardi dan Franky Sahilatua, penonton diajak mengenangkan kejayaan lagu balada di tahun 70an saat kakak beradik Franky dan Jane Sahilatua merajai blantika musik Indonesia.

Panggung yang temaram kian mendukung suasana yang dibangun oleh vokal Imam Mahendra yang mirip dengan vokal Franky Sahilatua. Suasana sendu itu langsung berubah penuh tawa saat penyair gleyengan Slamet Widodo muncul membacakan puisi karyanya sendiri berjudul "Äsu" yang penuh canda.

Suasana akhirnya berubah saat Teguh Esha muncul. Teguih tampil bersaja, tapi tidak mengurangi kegarangannya saat menyoroti ketimpangan yang terjadi. Tanpa iringan musik, Teguh menyanyikan sebuah lagu berjudul Äli Topan Anak Jalanan"tanpa iringan musik. Lagu yang pernah dibawakan oleh Franky & Jane itu pun mengingatkan kita pada novel karya Teguh yang sangat populer di tahun 70an.

Waktu terus bergulir, penonton terus berdatangan. Ully Sigar Rusadi tampil dengan gitar warna hitam. Namun sebelum menyanyikan tiga lagu karyanya, Ully sempat memaparkan pengertian musik balada. Menurut Ully, ada tiga jenis musik balada. Yang pertama adalah Balada Rakyat, yang merupakan kesenian kuno (lama) berupa puisi atau nyanyian rakyat yang universal.

Kedua, adalah Balada Kreasi/Balada Etnis. Pada jenis ini bentuk penyajiannya diiringi oleh banyak alat musik etnis seperti gendang, bedug, kecapi, biola dan instrumen musik lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Ketiga, Balada Pop Liris. Pada jenis ini, syair atau lirik lagu harus lebih kuat dari musiknya. Biasanya mengungkapkan rasa cinta, haru, kecewa, patah hati, dan sebagainya.

Penampilan Ully masih tetap seperti tiga dekade lalu. Penuh tenaga dan menggetarkan.

Acara kian hangat saat Dima Miranda menyanyikan dua lagu karyanya sendiri, disusul oleh Amien Kamil yang membacakan dua puisi karyanya sendiri.

Dan suasana pun benar-benar "pecah" saat giliran Tony Q tampil di panggung. Penyanyi berambut gimbal beraliran musik regeae itu langsung memimpin para penggemarnya mengawali tampilannya dengan lagu "Öm Funky". Begitulah, sepanjang empat lagu yang dibawakan Tony, seisi ruangan Warung Apresiasi penuh dengan koor para penggemar Tony yang datang dari beberapa wilayah Jabodetabek.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com