Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"KS Tubun Itu Pahlawan, tetapi Saya Enggak Tahu Pahlawan Apa"

Kompas.com - 10/11/2015, 08:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalan Aipda KS Tubun merupakan salah satu kawasan padat penduduk yang berada di jantung perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.

Banyak orang kini lebih mengenal Jalan Aipda KS Tubun sebagai Jalan Petamburan. Padahal, Petamburan adalah nama kelurahannya, bukan nama jalan sepanjang 4 kilometer tersebut. 

Jalan Aipda KS Tubun membentang mulai dari persimpangan Slipi hingga kolong flyover Jatibaru. Kawasan itu tumbuh menjadi kawasan padat penduduk.

Pada pagi hari, kawasan tersebut tak lepas dari kemacetan kendaraan bermotor. Banyaknya angkutan kota yang berhenti sembarangan jadi penyebab kemacetan di Jalan Aipda KS Tubun.

"Saya kalau antar penumpang ke Rumah Sakit Pelni, ya antarnya ke Petamburan," kata seorang sopir taksi di Jakarta, Budiyanto (51), Senin (9/11/2015). 

Meski demikian, Budiyanto mengaku tahu bahwa Petamburan yang dimaksud para penumpangnya adalah Jalan Aipda KS Tubun.

"Kalau ada penumpang yang bilang ke Jalan KS Tubun, saya langsung tahu, 'Wah, ini di Petamburan'. Jadi, yang ada di pikiran saya, pertama, itu ya tetap Petamburan. Jalannya itu namanya Jalan KS Tubun dan nama di gang-gangnya baru Jalan Petamburan," kata Budiyanto. 

Selain RS Pelni, di sepanjang Jalan Aipda KS Tubun juga berdiri gedung-gedung perkantoran, hotel, restoran, tempat-tempat indekos, bengkel, supermarket, tempat ibadah, Kantor Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, hingga markas sebuah organisasi masyarakat, Front Pembela Islam (FPI).

Namun, tak semua orang tahu, nama Aipda KS Tubun yang diabadikan sebagai nama jalan itu merupakan pahlawan nasional Indonesia.

"KS Tubun itu pahlawan, tetapi saya enggak tahu pahlawan apa. Kurang terkenal sih. Ha-ha-ha," kata Ilham Jayadi, seorang pemilik bengkel di kawasan Jalan KS Tubun. 

Jawaban yang sama juga diucapkan oleh pemilik warung gado-gado di pinggir Jalan KS Tubun, Maryanah. Begitu mendengar KS Tubun, Maryanah justru menjawab bahwa itu merupakan nama jalan, bukan nama pahlawan.

"Ini jalan sepanjang ini namanya KS Tubun. Enggak tahu deh kalau dia pahlawan. Bener kali, pahlawan, kan nama-nama pahlawan dijadiin nama jalan di Jakarta," kata Maryanah. 

Namun, jawaban berbeda diungkapkan oleh Bayu, pengurus RT 02/03. Bayu mengetahui nama tempat tinggalnya menggunakan nama seorang pahlawan revolusi.

"KS Tubun itu pahlawan revolusi dan pahlawan nasional. Beliau seorang polisi yang tertembak saat kejadian G30S/PKI, tetapi bukan termasuk bagian dari tujuh jenderal. Jenazahnya juga tidak dibuang ke Lubang Buaya," kata Bayu. 

Ya, Aipda KS Tubun, atau yang memiliki nama lengkap Karel Satsuit Tubun, merupakan seorang perwira polisi yang menjadi korban tragedi G30S/PKI. Padahal, Karel sama sekali bukan merupakan jenderal sasaran G30S/PKI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com