Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Ini Disegel karena Produksi Salep Berbahaya untuk Diekspor ke Timur Tengah

Kompas.com - 26/11/2015, 16:22 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Pabrik salep otot di Kompleks Pergudangan Surya Balaraja, Jalan Raya Serang, Kabupaten Tangerang, disegel karena memproduksi salep yang dinilai mengandung bahan berbahaya. (Baca: Obat Kuat Ilegal Diimpor Melalui Pelabuhan Tikus)

Pabrik tersebut juga tidak mengantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Tempat ini dijadikan tempat memproduksi atau mengedarkan persediaan farmasi berupa obat dan kosmetika Moov, Omega, Dermovate, dan Betacet-N yang tidak ada izin dari BPOM," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Anjan Pramuka Putra di pabrik tersebut di Tangerang.

Hingga kini, pabrik yang disegel pada 19 November 2015 itu dijaga pihak kepolisian. Pabrik dengan badan usaha bernama CV Unicare itu dipimpin penanggung jawab atas nama Indra Wijaya (31).

Dari Indra, polisi mengamankan ribuan salep otot siap edar yang terdiri atas 830 karton Moov Rapid Relief, karton untuk kemasan Dermovate Cream, Radian Massage Cream, Omega Pain Killer Uniment, dan Betacet-N Cream.

Selain itu, polisi mengamankan ratusan kemasan yang belum diisi oleh salep, dan sejumlah bahan baku pembuat salep. (Baca: Obat Ilegal Senilai Rp 227 Juta Dihanguskan)

Menurut pengakuan Indra, pabrik salep ini baru beroperasi setahun atas pesanan pihak pemodal dari Pakistan dan India.

Pemodal tersebut kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Semua barang yang diproduksi ini untuk diekspor ke negara di Timur Tengah, seperti Dubai, Arab Saudi, dan Afrika Selatan.

Selain itu, ada 13 bawahan Indra yang diperiksa sebagai saksi. Atas tindakannya, Indra dijadikan tersangka dengan dugaan melanggar Pasal 196 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Ancamannya, kurungan 15 tahun penjara dan denda Rp 1,5 miliar. (Baca: Perangi Obat Ilegal, BPOM Segera Rilis "Hotline" Aduan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com