Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Samuella Sebut Kematian Falya Bukti RS Awal Bros Tak Penuhi Hak Konsumen

Kompas.com - 27/11/2015, 13:48 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Ayah Samuella Yerusalem, Samuel Bonaparte, menyayangkan kasus dugaan malapraktik oleh RS Awal Bros yang kembali terjadi. Kali ini, kasus itu menimpa putri Ibrahim Blegur, Falya Raffani Blegur.

"Dari cerita Pak Ibrahim, itu kan berarti hak-hak konsumen enggak diberikan oleh pihak RS Awal Bros," ujar Samuel ketika dihubungi, Jumat (27/11/2015).

Samuel mengatakan, pihak rumah sakit tidak memberikan hak kepada dia untuk tidak setuju dengan penindakan penjahitan luka di dagu anaknya.

Dia juga merasa dibohongi oleh dokter agar dia tidak bisa menolak terhadap prosedur penindakan itu.

Sementara itu, keluarga Falya juga tidak diberi haknya, yaitu izin penindakan berupa pemberian antibiotik terhadap anaknya yang masih berusia satu tahun. Hingga akhirnya Falya meninggal dunia.

Samuel mengatakan, dia pernah mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Bekasi untuk memberhentikan sementara izin RS Awal Bros supaya pihak rumah sakit bisa mengevaluasi SOP mereka dalam hal pelayanan konsumen.

Namun, hal itu tidak disetujui dengan alasan akan mengabaikan kepentingan orang banyak.

"Andai permintaan saya dilakukan, enggak akan terjadi kasus seperti Falya," ujar dia.

Sebelumnya, Samuel membawa anaknya, Samuella, berobat di RS Awal Bros untuk mengobati luka di dagunya. Di sana, dia meminta dokter memberi penanganan yang tidak menimbulkan bekas luka di dagu anaknya.

Dia minta dagu Samuella dilem atau dijahit dengan menggunakan benang permanen yang langsung menyatu dengan daging.

Namun, dokter menolak dan mengatakan penjahitan hanya bisa dilakukan dengan benang tidak permanen.

Setelah penjahitan selesai, Samuel baru tahu alasan dokter tidak mau melakukan lem atau memberi benang permanen kepada Samuella adalah karena bahannya tidak tersedia di rumah sakit itu.

Namun, dokter tidak merujuk ke RS lain dan memaksa mengerjakan penindakan itu. Kasus ini pun dilaporkan secara perdata.

Kemarin, sidang kasus Samuella berlangsung dengan agenda mendengar keterangan saksi dari pihak penggugat.

Kasus Samuella hampir mirip dengan kasus Falya. Sama seperti keluarga Samuella, keluarga Falya juga tidak diminta persetujuan ketika dokter memberikan obat antibiotik terhadap Falya, sampai Falya meninggal akibat hal itu.

Keluarga Samuella juga tidak terlebih dahulu diminta persetujuan dengan menandatangani surat persetujuan tindakan medis sebelum penjahitan. Ayah Samuella malah baru diminta menandatangani dokumen itu setelah penjahitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com