Hal ini disampaikan SM di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (4/12/2015). Menurut SM, pabrik tahunya memproduksi 20 kilogram hingga 30 kilogram tahu per hari.
Tahu berformalin tersebut dijual SM ke sejumlah pasar besar. Kendati demikian, SM mengaku menggunakan formalin dengan alasan tidak menemukan pengawet tahu yang tahan lama.
Menurut dia, tahu perlu diawetkan agar kondisinya tetap layak dijual ketika dipasarkan para pedagang tahu. (Baca: Produsen Tahu Berformalin: Hampir 90 Persen Pakai Formalin)
"Saya memakai formalin karena tidak ada jalan lain. Saya sudah coba semua pengawet yang direkomendasikan BPOM, hasilnya tidak sebaik formalin," ujar SM.
Sementara itu, Kasubdit Indag Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto meminta masyarakat lebih berhati-hati memilih tahu.
"Jadi memang harus lebih hati-hati dalam memilih tahu," ujar Agung. (Baca: Pemilik Pabrik Tahu Berformalin: Saya Makan Enggak Mati)
Sebelumnya, Subdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Rabu (2/12/2015), menggerebek pabrik tahu berformalin di Jatimurni, Pondok Melati, Bekasi. Pabrik tahu milik SM (30) ini diketahui beroperasi sejak 2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.