Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Tahu Berformalin: Hampir 90 Persen Pakai Formalin

Kompas.com - 04/12/2015, 14:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nada suara SM (30), pemilik pabrik tahu berformalin yang digerebek polisi pada 2 Desember 2015 terdengar meninggi ketika mengungkapkan alasannya menggunakan formalin dalam memproduksi tahu.

Menurut SM, sulit memperoleh pengawet yang tahan lama untuk tahu. Ia mengaku terpaksa menggunakan formalin semata-mata untuk memperoleh keuntungan.

"Anda tidak tahu kondisi di pasar seperti apa Bu. Sehari produksi, baru nanti malam dikirim, di pasar itu jualnya baru besok pagi, sementara tukang sayur baru keesokan harinya lagi," kata SM di Mapolda Metro Jaya, Jumat (4/12/2015).

Sementara itu, lanjut SM, pedagang tahu di pasar cenderung tidak mengerti kendala para produsen tahu. (Baca: Polisi Tangkap Pemilik Pabrik Tahu Berformalin di Bekasi)

"Kalau tahunya enggak layak jual, mereka enggak dapet untung, yang dimarahin siapa? Saya," ujar SM.

Ia pun mengaku khawatir akan kehilangan pelanggan jika tidak memenuhi keinginan para pedagang tahu di pasar. "Bukan cari pembenaran. Hampir 90% (produsen tahu) pakai," sambung SM.

Sementara itu, Kasubdit Indag Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto mengatakan bahwa produsen harus memperhatikan keamanan dan keselamatan konsumen selain kepentingan ekonomi.

"Jadi tidak bisa kita utamakan kepentingan hanya untuk kelompok tertentu secara ekonomi kemudian kita mencelakakan orang lain," ujar Agung. (Baca: Pemilik Pabrik Tahu Berformalin: Saya Makan Enggak Mati)

Sebelumnya, Subdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Rabu (2/12/2015), menggerebek pabrik tahu berformalin di Jatimurni, Pondok Melati, Bekasi. Pabrik tahu milik SM (30) ini diketahui beroperasi sejak 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com