"Bulan Juni lalu, saya sudah tawarkan mereka. Metromini ini milik perseorangan. Pemiliknya semua ngotot, dan enggak mau kan (gabung dengan PT Transjakarta)," kata Basuki di Balai Kota, Senin (7/12/2015).
Melalui sistem pembayaran rupiah per kilometer, lanjut dia, tidak akan ada lagi metromini yang ugal-ugalan serta menunggu penumpang secara sembarangan.
Menurut Basuki, sopir metromini ugal-ugalan karena mengejar setoran. Nyawa penumpang yang jadi taruhannya.
Sama seperti peristiwa pada Minggu (6/12/2015), Metromini B80 jurusan Kota-Kalideres bernomor polisi B 7760 FD tertabrak KRL. Delapan belas orang tewas dalam peristiwa tersebut.
"Sopir ini juga kebanyakan enggak punya SIM, nembak semua. Orang di lapangan, ada oknum di Dishubtrans (Dinas Perhubungan dan Transportasi) dapat setoran. Ini semua memang satu set. Uji kir-nya juga nyogok," kata Basuki.
"Kalau mau ngomong jujur, sebenarnya enggak ada bus yang lolos uji kir, kan? Kalau enggak lolos uji kir, sekarang dipakai di lapangan enggak? Tetap dipakai juga," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.