Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Satu dari Lima Operator yang Siap Bergabung dengan Transjakarta

Kompas.com - 11/12/2015, 18:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Integrasi angkutan umum di Jakarta, khususnya yang terkait bus ukuran sedang, menghadapi kendala pelik terkait kesiapan operator.

Salah satunya soal perseteruan kepengurusan metromini yang tak kunjung berakhir. Dinas Perhubungan DKI berencana memfasilitasi penyelesaiannya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajak lima operator bus sedang di Ibu Kota, yakni Kopaja, Metro Mini, Kopami, Dian Mitra, dan Koantas Bima, bergabung dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Dengan demikian, integrasi operasi, penentuan tarif dan sistem tiket, serta pengawasan soal standar pelayanan minimum jadi lebih mudah.

Akan tetapi, sejauh ini baru Kopaja yang menunjukkan keseriusan terhadap rencana ini. Jika tak ada halangan, integrasi sebagian bus kopaja dengan transjakarta bakal digelar bulan ini. Sementara itu, empat operator lain masih tak jelas.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Andri Yansyah, Kamis (10/12), mengatakan, instansinya akan mengumpulkan semua operator untuk mencari solusi.

Menurut dia, kopaja tinggal menunggu waktu untuk bergabung dengan transjakarta, sementara metromini masih jauh dari harapan karena konflik kepengurusan.

"Kami sudah berulang mengajak PT Metro Mini bergabung dalam integrasi bus sedang. Namun, ada kendala kepengurusan di tubuh perusahaan. Padahal, PT Transjakarta tidak bisa berkontrak dengan sopir bus yang tak memiliki perusahaan yang jelas. Sebab, dalam kontrak ini ada subsidi pemerintah lewat public service obligation (PSO). PSO ini, kan, uang rakyat, jadi harus digunakan dengan benar," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun melontarkan ide agar pemilik bus metromini bergabung dengan operator bus sedang lain yang sudah siap berkontrak dengan pemerintah lewat PT Transjakarta.

Direktur Utama PT Transjakarta ANS Kosasih menyatakan, idealnya operator memenuhi persyaratan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah dan syarat lain agar bisa berkontrak dengan PT Transjakarta.

Namun, ide bergabung ke operator yang siap juga memungkinkan atas persetujuan Dinas Perhubungan.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Ellen Tangkudung mengingatkan, revitalisasi angkutan darat tak cukup hanya dengan mengganti bus yang tidak layak dengan bus baru.

"Pemerintah harus menata ulang trayek sesuai dengan kebutuhan perjalanan masyarakat saat ini. Apalagi, pemerintah gencar membangun rusun dan pusat keramaian lain. Pembangunan itu akan menimbulkan kenaikan jumlah perjalanan di lokasi tersebut. Penyediaan angkutan umum di situ amat penting untuk menekan kemacetan," katanya.

Rencana Dukuh Atas

Mengenai rencana integrasi antarmoda, Pemprov DKI mengaku belum bisa memastikan alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur integrasi di Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com