Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Dianiaya Pengemudi Go-Jek Picu Fauzi Bunuh Septian

Kompas.com - 21/12/2015, 12:59 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fauzi (24), tersangka pembunuh Septian (23), mengaku pernah dianiaya oleh Suhardi, yang merupakan kakak Septian.

Adapun Suhardi dan Septian adalah pengemudi Go-Jek yang terlibat konflik dengan tukang parkir di tempat karaoke NAV, samping Sunter Mall, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 9 Desember 2015 lalu.

Dari perselisihan tersebut, Septian meninggal akibat ditusuk dan dikeroyok oleh Fauzi dan teman-temannya.

Kepada polisi, Fauzi menceritakan latar belakang kekesalan dirinya hingga memang berniat membunuh Suhardi, bukan Septian.

"Kejadian ini ada hubungannya dengan sebab-akibat. Tersangka hari sebelumnya juga dianiaya oleh rekan-rekan dari komunitas Go-Jek, khususnya Saudara Suhardi. Hal itu yang memicu pengeroyokan," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Susetio Cahyadi kepada pewarta, Senin (21/12/2015).

Masalah antara Fauzi dan Suhardi, lanjut Susetio, adalah soal uang parkir. Suhardi beberapa kali datang ke tempat parkir yang merupakan lahan penjagaan Fauzi.

Suhardi yang merasa hanya mengantar dan menunggu penumpang merasa keberatan ketika diminta memberi uang parkir oleh Fauzi.

Hal itulah yang membuat Suhardi sempat menganiaya Fauzi, sehari sebelum kematian adiknya, Septian.

"Ini terjadi karena sebab-akibat. Ini soal mencari nafkah, minta uang, tersinggung. Tersangka minta uang parkir Rp 2.000 sampai Rp 5.000," ujar Susetio.

Rasa kesal Fauzi bertahan hingga Suhardi kembali datang. Saat itu, mereka kembali terlibat cekcok.

Merasa pertengkarannya tidak seimbang, Suhardi pun memanggil Septian dan satu temannya untuk kembali menemui Fauzi.

Tanpa disangka, ternyata Fauzi dan teman-temannya sudah menyiapkan senjata untuk menyerang kelompok Suhardi.

Dari perkelahian itu, Septian, yang sebenarnya tidak terlibat, tertusuk di bagian paha hingga menyebabkan pendarahan hebat dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Polisi mengejar Fauzi hingga ke Madura, Jawa Timur.
Polisi juga mengamankan Saiful (32), yang menyerahkan diri seusai Septian dibunuh.

Barang bukti yang diamankan polisi adalah baju dengan bercak darah dan pisau bersarung yang juga menunjukkan bercak darah.

Dari hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) Polri, darah tersebut dipastikan milik Septian. Bukti-bukti itu akan digunakan untuk memperberat hukuman kedua tersangka di pengadilan.

Atas tindakannya, Fauzi dan Saiful dijerat Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Kekerasan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com