Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolres Jakut: Go-Jek Harus Dewasa, Jangan Tunjukkan Solidaritas Berlebihan

Kompas.com - 21/12/2015, 15:14 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Susetio Cahyadi berharap pengemudi Go-Jek bisa bertindak dewasa dan tidak menunjukkan aksi solidaritas berlebihan.

"Go-Jek harus semakin dewasa dalam bertindak. Saya memberi penekanan pada Go-Jek, kepercayaan masyarakat bisa hilang karena rasa solidaritas yang berlebihan," ujar Susetio di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (21/12/2015).

Menurut dia, pengemudi Go-Jek harus belajar dari kasus Septian atau Pian (23), pengemudi Go-Jek yang meninggal dunia dalam pertikaian dengan tukang parkir di Sunter Mall, Tanjung Priok, pada 9 Desember 2015 lalu.

Setelah mengetahui Septian tewas dalam perkelahian tersebut, para pengemudi Go-Jek beramai-ramai mendatangi Sunter Mall. (Baca: Pasca-insiden Penusukan Pengemudi Go-Jek, Sunter Mall Tutup)

Mereka meluapkan kemarahannya kepada pengelola Sunter Mall sehingga membuat pengunjung mal ketakutan.

Mereka juga meminta pertanggungjawaban pihak mal atas meninggalnya Septian. Padahal, tukang parkir yang membunuh Septian tidak ada hubungannya dengan manajemen Sunter Mall.

"Apabila ada sesuatu yang menimpa saudara Go-Jek, harus dirumuskan bagaimana bentuk solidaritasnya. Jangan mengancam, memperbanyak kuantitas Go-Jek di jalan. Saya imbau kepada owner Go-Jek," ujar Susetio.

Menurut Susetio, pengemudi Go-Jek tidak perlu berkumpul meramaikan suatu tempat jika ada rekan sesama pengemudi yang mengalami kecelakaan atau menjadi korban tindak kriminal.

Aksi ramai-ramai berkumpul yang dianggap sebagai bentuk solidaritas itu justru membuat masyarakat khawatir.

Terlebih lagi, jika ada pengemudi Go-Jek yang tersulut emosinya dalam aksi tersebut. Susetio lantas menyarankan agar aksi solidaritas semacam itu hanya dilakukan beberapa pengemudi yang dipercaya sebagai perwakilan.

Perwakilan itu, lanjut dia, bisa langsung melapor kepada polisi jika ada sesuatu yang menimpa rekan mereka. (Baca: Temannya Tewas, Para Pengemudi Go-Jek Ramai-ramai Masuk Mal Sunter)

"Ketika terjadi sesuatu, seperti kecelakaan, bicara kepada kepolisian. Ini adalah bukti kami bekerja. Tanpa harus didatangi ratusan Go-Jek, kami pasti ungkap kasus Septian," tutur Susetio.

Hari ini, Polres Jakut mengundang belasan pengemudi Go-Jek untuk mengikuti penyampaian rilis terkait kematian Septian.

Ketika dinasihati, para pengemudi Go-Jek yang hadir dalam penyampaian rilis tersebut merespons baik dan berjanji tidak lagi melakukan aksi beramai-ramai jika ada rekan sesama pengemudi Go-Jek yang mengalami masalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com