Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Positif Gunakan Narkoba, Apa Motifnya?

Kompas.com - 23/12/2015, 14:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggunaan narkoba oleh awak pesawat dinilai membahayakan penerbangan.

Namun, risiko ini seolah diabaikan SH (34), pilot yang ditangkap Badan Narkotika Nasional saat tengah pesta narkoba di sebuah apartemen di Tangerang, Selasa (22/12/2015).

SH ditangkap bersama dengan dua awak lainnya. Entah apa yang mendorong para awak penerbangan itu menggunakan narkoba.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso masih menyelidiki motif penggunaan narkoba oleh pilot SH dan dua awak lainnya tersebut.

"Mohon sabar, nanti akan kami ungkap utuh," kata Waseso, Rabu (23/12/2015) di Kantor BNN.

Akibat perbuatannya, SH dipecat dari maskapai tempatnya bekerja. Kementerian Perhubungan juga mencabut lisensi SH sebagai pilot. (Baca: Buwas Ingatkan Bahayanya Pilot Menggunakan Narkoba)

Menurut Waseso, BNN masih melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengungkapkan lebih jauh motif penggunaan narkoba oleh SH.

"Nanti kita lihat dari hasil pemeriksaan karena ada pemeriksaan psikologis, kesehatan, dan dari medis juga dilakukan," ujar pria yang dikenal dengan nama Buwas ini.

Namun, menurut Buwas, ada banyak hal yang mengakibatkan seseorang menggunakan narkoba.
 
Buwas lantas menyebut pergaulan yang salah sebagai salah satu faktor pendorong seseorang menggunakan narkoba.

"Banyak hal. Bisa karena pemahaman yang salah. Faktor lingkungan bisa. Ingin dianggap modern juga bisa. Karena pergaulan juga bisa. Jadi, banyak faktor," ujar Buwas.

"Namun, kami enggak bisa menduga-duga (kenapa SH memakai narkoba). Nanti, kami sedang melakukan penelusuran dan pemeriksaan kenapa dia menggunakan itu," sambung dia.

Jenderal polisi yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini menyampaikan ciri-ciri seseorang yang menggunakan narkoba. (Baca: Pilot, Pramugara, dan Pramugari yang Tertangkap BNN Positif Narkoba)

Menurut dia, hal itu bisa terlihat dari perubahan sikap seseorang. Ada yang dapat dengan mudah dikenali karena telah menjadi pemakai akut. Namun, ada pula yang sulit diketahui dari perubahan sikapnya.

"Macam-macam, tergantung apa yang dia gunakan, yang sebenarnya bisa tahu (pakai atau tidak) itu teman dekat yang melihat (perubahan) kebiasan. Tadi ceria dia diam, tadinya terbuka jadi tertutup, tadinya tidak sensitif jadi sensitif," tutur Buwas.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak mencoba-coba narkoba. "Jangan profesi itu dicederai begini. Apa pun namanya, penggunaan narkoba tidak ada untungnya," ujar Buwas.

Kompas TV Kemenhub Ancam Cabut Izin Pilot Pengguna Narkoba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com