Hal itu diungkapkan sejumlah pengemudi Go-Jek yang sudah melihat sendiri bagaimana respons penumpang ketika tarif flat Rp 15.000 untuk 25 kilometer di Go-Jek dihilangkan.
"Sebenarnya, banyak orang pakai Go-Jek buat jarak jauh. Sekarang kalau ada yang mau (pergi) jarak jauh, beralih ke GrabBike," kata pengemudi Go-Jek, Tandana (36), kepada Kompas.com, Rabu (30/12/2015) pagi.
Menurut Tandana, jumlah penumpang ojek online jarak jauh jumlahnya lebih banyak ketimbang yang menggunakannya untuk jarak dekat.
Dengan adanya tarif yang lebih mahal untuk perjalanan jarak jauh di Go-Jek, dia tidak heran penumpang beralih ke ojek online lain yang lebih murah.
Meski demikian, hal itu dinilai tidak serta merta menurunkan pendapatannya setiap hari.
Pengemudi Go-Jek lain, Randy (27), menyiasati kebijakan tarif baru dengan lebih banyak memilih untuk melayani order penumpang jarak pendek.
"Saya sekarang tentuin lima penumpang pertama saya itu yang jarak pendek semua. Habis itu baru kalau ada yang jarak jauh, (ordernya) saya ambil. Biar dapat bonus, sudah dapat order banyak," kata Randy.
Tarif baru yang diterapkan Go-Jek mulai Selasa (29/12/2015) dibagi menjadi tiga skema. Ketiga skema tersebut berdasar pada jarak tempuh pelanggannya, yaitu 1-10 kilometer, 10-15 kilometer, dan di atas 15 kilometer dengan jarak maksimal 25 kilometer.
Pada skema tarif sebelumnya, Go-Jek memberlakukan tarif flat yang sama untuk jarak tempuh yang lebih jauh, yaitu Rp 15.000 hingga jarak 25 kilometer.
Kini, untuk jarak 1-10 kilometer, tarif yang diberlakukan adalah tarif flat Rp 12.000. Untuk jarak 10-15 kilometer, tarifnya adalah tarif flat Rp 15.000. Sedangkan di atas 15 kilometer, akan dikenakan tarif Rp 2.000 per kilometernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.