Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Dinas dan Semangat Kerja berkat Kekompakan Penumpang Bus Jemputan DKI

Kompas.com - 25/01/2016, 10:08 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Kehumasan DKI Jakarta Ii Karunia mengakui bahwa ia merupakan penumpang langganan bus jemputan pegawai negeri sipil (PNS) DKI. Ii menggunakan bus jemputan rute 02 (Balai Kota-Depok).

"Iya, jadi begini, saya ikut bus 02 itu terkait dengan memang saya saat itu belum atau tidak punya kendaraan (pribadi). Saya tidak punya mobil dan saya pengin berangkat pagi," kata Ii kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Ia juga beralasan menggunakan bus jemputan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta. Melalui penggunaan bus jemputan, Ii juga berharap ada efisiensi yang diciptakan. Efisiensi itu kemudian dapat dibagi dengan orang lain.

"Saya naik bus jemputan sudah sejak saya staf. Saya masih naik (bus jemputan) sampai tadi (Jumat) pagi dari rumah saya di Kampung Rambutan," kata Ii.

Ia tak membantah telah mendapat tunjangan transportasi dari Pemprov DKI. Sebab, kepala dinas merupakan pejabat eselon II. Tunjangan transportasi itu masuk tabungan.

"Iya, jadi uang transpor saya, saya save kalau ada teman-teman membutuhkan saya. Umpamanya saya pulang sore, ya saya memberikan mereka uang taksi. Karena saya tidak punya save (simpanan) selain dari situ (tunjangan transportasi)," kata Ii.

Pria berkacamata itu mengakui baru membeli kendaraan pribadi beberapa bulan ini. Melalui kebijakan penghapusan operasional bus jemputan, Ii memiliki dua alternatif.

Pertama, membawa kendaraan pribadi atau menyewa bus bersama penumpang di bus nomor 02.

Pernah jadi koordinator

Di sisi lain, Ii tak membantah bahwa ada koordinator penumpang di setiap bus. Bahkan, Ii sendiri sebelumnya pernah menjadi koordinator di bus nomor 02.

Setiap bulannya, penumpang membayar sejumlah uang kas sekitar Rp 50.000. Uang itu dipergunakan untuk santunan kepada sopir dan kernet bus.

"Karena mereka berangkat pagi pulang malam, buat snack mereka juga. Kami ikhlas dan uang itu sebenarnya juga buat cadangan. Misalnya kadang-kadang APBD telat, ada tol mesti bayar tol dan bisa dipakai buat beli bensin, kami ikhlas-ikhlas saja," kata Ii.

Namun, ia membantah ada perundungan (bullying) terhadap para PNS muda di dalam bus jemputan. Di busnya pun tidak ada kursi yang telah ditetapkan pemiliknya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com