Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Pesaing yang Andal Menghadapi Ahok pada Pilkada DKI

Kompas.com - 26/01/2016, 10:24 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Basuki Tjahaja Purnama diperkirakan masih berada di atas angin pada Pilkada DKI 2017.

Tingginya minat kepada Gubernur DKI Jakarta itu karena faktor ketidaksukaan terhadap partai politik dan DPRD DKI. Sementara itu, Basuki diperkirakan akan maju melalui jalur independen.

Setidaknya ini yang terlihat dari survei yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tanggal 5-10 Januari 2016.

Secara popularitas, elektabilitas, dan top of mind, nama Basuki menempati urutan teratas dalam survei yang diikuti 400 responden dari seluruh wilayah DKI Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu.

"Hal itulah yang ikut membantu Ahok (sapaan Basuki) mendapatkan dukungan karena dia maju bukan melalui parpol," kata peneliti CSIS Arya Fernandes dalam sebuah diskusi dengan Kompas.com, Senin (25/1/2016).

"Kalau parpol mau mengajukan orang, perlu tokoh yang terbaik agar sebanding dengan Ahok."

Dari hasil survei tersebut, nama beberapa tokoh yang dianggap publik dapat "menandingi" Basuki di antaranya adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Kedua nama itu bersama nama Basuki selalu muncul di peringkat tiga teratas ketika responden ditujukan pertanyaan tentang calon gubernur DKI Jakarta.

Meski responden disebut tidak terlalu tertarik dan percaya pada partai politik, pandangan itu dapat berubah jika partai politik mengusung calon berkualitas dengan track record yang baik juga.

Bila hal itu terjadi, maka Basuki akan mendapat lawan sebanding dalam Pilkada 2017 mendatang.

Partai politik juga diminta untuk segera mengusung calonnya masing-masing. Hal itu dilakukan semata-mata untuk merebut hati warga Jakarta yang sampai saat ini masih setia memilih Basuki.

Jika pengusungan calon oleh partai politik dilakukan terlalu mepet, dikhawatirkan cara-cara yang dipakai untuk menjaring suara bukan cara yang baik.

"Pemilih di DKI Jakarta ini sudah rasional. Jangan sampai seperti pilkada-pilkada sebelumnya di mana parpol pakai cara tradisional dan primordial dalam mengumpulkan suara, ada mahar dan sebagainya, itu yang tidak kita harapkan," ujar Executive Director CSIS Philips L Vermonte secara terpisah.

Meski demikian, hal yang diungkapkan dalam survei CSIS masih cukup dini. Ada waktu setahun lagi menuju Pilkada DKI Jakarta. Dalam waktu satu tahun, banyak kemungkinan bisa terjadi.

Kini publik menantikan siapa yang akan menjadi lawan Basuki dan menyatakan ikut serta dalam pesta demokrasi warga DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com