Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Mulai Kesal Dicecar Kuasa Hukum Alex Usman

Kompas.com - 04/02/2016, 18:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nada suara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mulai meninggi ketika menjawab pertanyaan kuasa hukum terdakwa Alex Usman pada sidang kasus korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2016).

Nada suara Ahok (sapaan Basuki) terdengar meninggi ketika kuasa hukum Alex, yakni Radhie dan timnya, mencecarnya dengan banyak pertanyaan.

"Saya bukan Superman, Pak Penasihat Hukum," kata Basuki, yang mengundang gelak tawa pengunjung sidang di Pengadilan Tipikor, Kamis.

Basuki sebelumnya lebih banyak mengatakan "tidak tahu" ketika menjawab pertanyaan tim kuasa hukum Alex Usman.

Contohnya soal munculnya nomenklatur pengadaan UPS pada APBD Perubahan 2014.

Begitu juga tentang Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI yang memasukkan anggaran pengadaan UPS pada Agustus 2014, Basuki mengaku tidak pernah mendapat laporan dari pejabat terkait.

"Ini banyak yang aneh, ya. Apakah Saudara Saksi pernah menerima surat Mendagri terkait keputusan evaluasi APBD Perubahan 2014?" tanya Radhie kepada Basuki.

Basuki mengatakan, surat evaluasi Kemendagri terhadap APBD-P 2014 langsung diterima tim anggaran pemerintah daerah (TAPD).

Tim itu terdiri atas Sekretaris Daerah DKI, perwakilan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI, serta perwakilan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI.

"Begitu banyak (surat), saya enggak baca penyuratan, mereka juga tidak melaporkan. Saya tidak ingat tanggalnya juga, begitu banyak surat-menyurat. Biasanya langsung saya disposisi ke Sekda," kata Basuki.

Kemudian, Radhie bersama timnya bertanya apakah Basuki pernah membuat surat kepada Ketua DPRD DKI per tanggal 22 Oktober 2014 untuk meminta persetujuan APBD-P 2014.

Basuki kembali tidak mengetahui adanya surat tersebut.

"Saya tidak ingat surat itu. Saya tidak tahu karena surat itu terlalu banyak," kata Basuki.

Sebelumnya, tim kuasa hukum Alex Usman ditegur oleh Hakim Ketua Sutardjo karena terus menanyakan detail hal-hal yang tidak diketahui Basuki.

Kompas TV Ahok: Saya Tempeleng Semua!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com