Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Penjaringan Minta Pemprov Jangan Buat Peraturan Aneh-aneh

Kompas.com - 10/02/2016, 15:27 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga Rumah Susun (Rusun) Penjaringan meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak hanya mengurusi peraturan tentang rusun yang hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Seorang warga Rusun Penjaringan, Ompong (40), menilai, seharusnya pemerintah lebih mementingkan kondisi tempat tersebut.

"Jangan buat peraturan aneh-aneh. Urusin rusunnya dulu baru yang lain kalau udah bener," ucap Ompong saat ditemui di Rusun Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (10/2/2016).

Ia mengatakan, salah satu hal yang harus diperbaiki adalah tembok rusun tersebut. Menurut dia, kondisi catnya telah terkelupas dan ada bagian yang sudah retak. Pernyataan selaras pun diungkapkan oleh warga Rusun Penjaringan lainnya.

Pria yang enggan menyebutkan namanya ini beranggapan bahwa pemerintah terlalu berlebihan jika lebih mementingkan urusan penghuni bermobil.

"Mending ngurusin air dulu. Airnya aja masih kadang nyala kadang enggak," ucapnya.

Selain itu, meski jarang terjadi, tetapi terkadang air keran di rumahnya masih berbau. Pantauan Kompas.com, memang ada banyak cat tembok di tiap bangunan Rusun Penjaringan yang telah terkelupas dan ditumbuhi lumut hijau.

Namun, airnya bisa mengalir dengan lancar dan tak berbau apa pun.

Sebelumnya, rusun yang ada di DKI Jakarta hanya diperuntukkan bagi MBR. Dengan demikian, jika telah mampu memiliki mobil, penghuni bisa dicabut izin tinggalnya di rusun.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Ika Lestari Aji mengatakan, hal tersebut sudah diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa.

Dalam Pasal 1 diterangkan bahwa yang boleh menghuni adalah MBR yang mempunyai keterbatasan daya beli. Menurut Ika Lestari Aji, jika didapati banyak mobil diparkir di area rusun, berarti penggunaan rusun itu salah sasaran, dan penghuni rusun bisa dicabut izin tinggalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com