"Saya katakan sama Kadis (Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendarwan) yang baru, alat berat harus dipakai semaksimal mungkin. Bila perlu 21 jam," kata Basuki, di Balai Kota, Sabtu (13/2/2016).
Basuki mengatakan, kepala dinas tata air terdahulu kerap tak menempatkan alat berat di sungai maupun waduk. Selain itu, lanjut dia, kepala dinas tata air sebelumnya kerap mengabaikan perawatan pompa air.
(Baca juga: MULTIMEDIA: Ahok dan Mitos Abadi Banjir Jakarta)
"Pak kadis yang baru kan baru beberapa bulan (menjabat). Dulu juga pompa enggak jalan, sekarang lagi diperbaiki," kata Basuki.
Selain itu, lanjut dia, Pemprov DKI terus membongkar bangunan liar yang berdiri di atas saluran.
"Karena hampir semua (bangunan) yang berdiri di atas saluran itu ruko atau rumah, tertutup semen. Harus dibongkar, enggak ada pilihan," kata Basuki.