Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Proses yang Disarankan untuk Tertibkan Prostitusi di Kalijodo

Kompas.com - 15/02/2016, 15:39 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Belajar dari pengalaman pembongkaran lokasi prostitusi Kramat Tunggak, ada proses identifikasi dari kajian mendalam yang dilakukan dalam waktu yang tidak singkat.

Salah satu mantan anggota Tim Kajian Pembongkaran Kramat Tunggak, Ricardo Hutahean (40), menyebutkan, ada tiga kelompok di Kramat Tunggak pada waktu itu yang memerlukan solusi berbeda.

"Ada tiga macam, kelompok mucikari, kelompok PSK (pekerja seks komersial), dan kelompok orang yang menggantungkan hidupnya pada lokalisasi, seperti preman, tukang parkir, tukang nasi goreng," kata Ricardo kepada Kompas.com, Senin (15/2/2016).

Setelah ada pengelompokan seperti itu, tim gabungan pun memiliki pendekatan dan cara penanganan yang berbeda satu sama lain. Misalnya, solusi untuk mucikari yang pasti berbeda dengan solusi bagi para PSK.

"Kalau bicara soal uang kerahiman, mungkin yang tepat ditujukan ke mucikarinya. Lapak, lapak mereka, kan, pasti menuntut ganti rugi. Kalau PSK bisa dikasih pelatihan, bisa juga kembali ke daerah asal. Solusinya bisa macam-macam," tutur Ricardo.

Sementara bagi kelompok yang ketiga, bisa ditawarkan pekerjaan untuk mereka sehingga ketika lokasi prostitusi digusur, tetap ada mata pencarian yang menjanjikan.

"Kenapa preman-preman di Kramat Tunggak enggak ngelawan pas tempatnya dibongkar? Karena ada omongan, yuk kamu jadi satpam nanti di JIC (Jakarta Islamic Centre), akhirnya mereka mau dan jadilah kerja di sana. Entah sebagai security, office boy, macam-macam," ujar Ricardo.

Menurut dia, pengelompokan yang sama dapat diterapkan di Kalijodo. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga diminta untuk tidak terburu-buru dalam menertibkan Kalijodo dan membuat kajian tersendiri agar penertiban nantinya bisa berhasil.

Keberhasilan yang dimaksud tidak hanya soal mengembalikan Kalijodo menjadi ruang terbuka hijau (RTH), tetapi juga memastikan kelangsungan hidup mereka yang pernah menggantungkan hidupnya di sana. (Baca: "Dulu Pak Sutiyoso Berhasil dengan Kramat Tunggak, Sekarang Kalijodo, Pasti Bisa")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com