Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman di Kolong Tol Pluit yang Memiliki AC

Kompas.com - 24/02/2016, 06:39 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana lembab dan sedikit pengap langsung menyergap saat masuk ke permukiman di bawah kolong Tol Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Permukiman padat penduduk tersebut berdiri di atas tanah pemerintah.

Jika masuk dari sisi Barat, maka akan ada dua cabang jalan di sisi kanan dan kiri. Di sisi kiri jalannya lebih sempit dibandingkan sisi kanan. Sisi kiri jalan tersebut hanya dapat dilalui oleh satu sepeda motor. Sedangkan di sisi kanan jalan bisa dilalui dua sepeda motor sekaligus. permukiman kolong Tol Pluit sendiri merupakan bangunan semi permanen.

Rata-rata bangunan tersebut saling berhimpit dan dibatasi papan. Selain itu, hampir semua bangunan di kolong Tol Pluit berlantai satu. Bangunan kolong Tol Pluit juga sebagian besar digunakan sebagai tempat tinggal. Namun tak sedikit juga dialihfungsikan sebagai toko kelontong.

Salah satu pemilik toko kelontong, Urip (45) mengungkapkan, harga untuk menyewa rumah semi permanen berukuran 4 x 3 meter cukup beragam. Di sisi barat sendiri harga per kamar untuk satu bulan sebesar Rp 400 ribu dan sudah termasuk listrik. Sementara itu, untuk di sisi timur sebesar Rp 300 ribu.

"Kamar mandinya semua di luar. Kamar mandi umum gitu lah," kata Urip di kolong Tol Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (23/2/2016) malam.

Bahkan, di tempat tersebut juga menyewakan kamar harian. Satu hari dalam satu kamar bisa disewakan dari Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu. Harga tersebut tergantung fasilitas di dalam kamar, salah satunya ada pendingin ruangan (AC) di dalam kamar.

Sebelumnya, Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Utara, Rusdiyanto, mengatakan setelah melakukan penertiban permukiman di Kalijodo, Pemerintah Kota Jakarat Utara mengincar permukiman di kolong Tol Pluit. permukiman di tanah negara tersebut segera bernasib sama seperti Kalijodo.

"Nanti kita bongkar kok. Enggak pakai nunggu tahunan atau bulan. Pokoknya setelah Kalijodo selesai," kata Rusdiyanto kepada Kompas.com di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (23/2/2016). (Baca: Setelah Kalijodo, Pemerintah Incar Permukiman Kolong Tol Pluit)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com