Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Usia Kendaraan Tidak Hanya untuk Metromini

Kompas.com - 25/02/2016, 19:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) DKI Jakarta Edy Junaedi mengatakan, aturan pembatasan usia kendaraan angkutan umum tak hanya berlaku untuk metromini, tetapi juga semua angkutan umum yang usianya di atas 10 tahun.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi, batas akhir perpanjangan izin operasional angkutan umum, termasuk metromini, adalah April 2015 saat perda tersebut efektif berlaku.

Namun, Pemprov DKI memberi waktu sampai akhir tahun 2015 bagi pemilik angkutan umum untuk meremajakan armadanya.

"Untuk angkutan umum kecil, seperti KWK dan mikrolet, sudah mengajukan perpanjangan izin operasional sejak Januari 2016 sehingga bisa terus beroperasi. Khusus untuk metromini, mereka memang tidak memperpanjang (izin operasional). Bahkan, sejak Mei 2015 sudah ada beberapa bus yang dicabut izinnya," kata Edy, Rabu (24/2/2016).

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Ellen Tangkudung mengatakan, persoalan metromini lebih sulit dicari solusinya karena para pemiliknya perorangan.

Metromini, lanjut dia, ibarat mobil pribadi yang berpelat kuning.

"Kenyataannya, mereka sama sekali tak memiliki organisasi. Ketika akan diintegrasikan atau dibuat seperti apa pun, mereka selalu kesulitan. Pemprov DKI Jakarta tentu tak bisa bergerak jika metromini tidak memiliki kelengkapan administrasi," ujarnya.

Menurut Ellen, metromini tetap harus memenuhi standar pelayanan minimal jika tak ingin dilibas oleh angkutan umum lain.

Hal itu akan terpenuhi jika metromini bisa menjadi organisasi yang benar dan meremajakan armada dengan cepat.

"Metromini memang harus tetap diberi kesempatan untuk berbenah. Namun, jika mereka tidak mau lekas, Pemprov DKI pun tak bisa menolong mereka. Mereka harus tetap ikut aturan karena sudah terlalu lama mereka tanpa aturan. Jika tidak, mereka bakal hilang dari jalanan, digantikan bus-bus milik Pemprov DKI atau operator lain," kata Ellen.

Kehilangan penghasilan

Pencabutan izin trayek dan pengandangan bus metromini berdampak sosial bagi para sopir angkutan umum itu.

Muryanto (40) terlihat mondar-mandir di pul derek Rawa Buaya, Jakarta barat, Rabu kemarin. Raut wajah sopir dan pemilik bus Metromini 83 jurusan Grogol-Kapuk itu terlihat bingung dan gusar memikirkan busnya yang dikandangkan di pul tersebut.

"Sudah dua bulan lebih bus saya dikandangkan. Saya bingung mau ngapain. Kalau bosan di rumah, saya ke sini saja sambil melihat kondisi bus," ujar Muryanto.

Cat bus metromini miliknya terlihat masih baru. Kursi-kursi di dalam bus pun terlihat bercat baru. Di sisi kanan bus tertempel surat keterangan uji KIR yang masih berlaku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com