JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membebaskan para peserta magang di Balai Kota untuk memilih bidang yang mereka minati.
Nantinya, para peserta magang dapat mengikuti seluruh rapat serta kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Mereka betul-betul bebas, bisa makan di ruangan saya, pakai ruang rapat saya, dan semua data saya buka. Jadi mereka bisa berlagak seperti gubernur," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (3/3/2016).
Basuki pun membebaskan peserta magang untuk mengkritik kebijakan serta keputusan yang ia ambil. Ia selalu berpegang pada prinsip: "Kalau bodoh nurut, kalau pintar ngajar".
Sehingga jangan jadi manusia yang bodoh dan tidak mau menurut dan pintar yang tidak mau mengajar.
"Saya bilang sama anak magang, kakau mereka pintar biasanya datang dan bilang sistem saya terlalu lemah. Ya sudah, saya tanya kelemahannya apa saja, dan dia paparin sekaligus solusinya," kata Basuki.
"Kalau solusinya masuk akal ya kami terima, saya jadi murid mereka. Kalau solusinya enggak masuk akal, saya bilang dia enggak mengerti. Jadi kami saling belajar," kata Basuki.
Pendaftaran program magang dibuka 1 Maret 2016 dan ditutup 19 Maret 2016. Program magang dimulai dari akhir 2 Mei 2016 hingga 31 Agustus 2016.
Selama magang selama empat bulan, peserta magang boleh mengikuti rapat-rapat gubernur serta mempelajari berbagai bidang pemerintahan. Seperti anggaran, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, kepegawaian, dan lain-lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.