Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Waktu Jokowi ke Jakarta, Uang Pribadi Ibu Mega Juga Turun"

Kompas.com - 11/03/2016, 16:08 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan DKI Gembong Warsono mengatakan, partai politik tidak selalu meminta uang banyak untuk memenangkan calon kepala daerah yang diusung.

Hal ini untuk membantah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mengatakan bahwa menjadi calon gubernur (cagub) memerlukan biaya besar.

"Orang bilang nyagub lewat partai itu ukurannya duit, enggak. Kalau elektabilitas dia memang bagus, partai yang akan turun tangan," ujar Gembong di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (11/3/2016).

Gembong menceritakan upaya yang dilakukan partai ketika mengusung Jokowi dan Ahok dalam Pilkada DKI 2012. Gembong mengatakan, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sendiri yang turun langsung dalam membawa Jokowi ke Jakarta.

Jokowi yang ketika itu merupakan Wali Kota Solo bukannya tidak memiliki uang. Namun, uangnya tidak mencukupi untuk membiayai semua ongkos pencalonan pada Pilkada DKI 2012. Gembong mengatakan, ketika itu Megawati ikut mengeluarkan uang pribadinya untuk memenangkan Jokowi.

"Bu Mega mati-matian jadiin Jokowi di DKI Jakarta. Bu Mega turun langsung. Bukan hanya Bu Mega-nya, duitnya pun turun. Duit pribadi dari kantongnya sendiri dikirim ke PAC," ujar Gembong.

Gembong mengatakan, pembiayaan pencalonan Jokowi-ahok dilakukan dengan asas gotong royong. Biasanya, uang yang diminta parpol kepada calon yang diusung adalah pembiayaan saksi saja. Uang itu pun dinilai wajar dikeluarkan.

Jika calon tersebut benar-benar tidak memiliki modal, tetapi elektabilitasnya tinggi, Gembong mengatakan bahwa partai pasti turun tangan lagi. (Baca: PDI-P Mengaku Nombok saat Usung Jokowi-Ahok di Pilgub 2012)

"Makanya kalau dibilang Rp 100 miliar hitung-hitungannya enggak ngerti juga ya," ujar Gembong.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku tidak mempunyai cukup uang untuk ikut Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai politik. Sebab, menurut dia, ikut pilkada melalui jalur parpol membutuhkan banyak uang untuk menggerakkan mesin partai.

"Parpol enggak minta 'mahar' lho, tetapi cuma minta anak ranting dan cabangnya bergerak," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (10/3/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com