Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakter Ahok yang Keras dan Kasar Dianggap Tak Cocok untuk Warga DKI

Kompas.com - 26/03/2016, 09:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPD RI dari Provinsi Banten, Habib Ali Al-Husainy, mengatakan bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dari pemerintahan Jakarta.

Ali merupakan salah satu dari 16 peserta Konvensi Gubernur Muslim Jakarta yang diinisiasi oleh Imam Besar FPI Rizieq Syihab.

"Pertama tentang penataan wilayah. Saya rasa pemerintahan sekarang ini kan agak sedikit kaku dan sedikit keras melakukan hal-hal itu," ujar Ali, kepada wartawan, Jumat (25/3/2016).

Hal ini, kata dia, membuat masyarakat kelas menengah ke bawah atau korban penggusuran menjadi marah. Bahkan, menurut dia, mereka menyimpan dendam kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Seakan-akan mereka diperlakukan bukan seperti manusia, bukan seperti warga Jakarta. Jadi bagaimana kita mengurusi Jakarta paling tidak dengan akhlakul karimah (akhlak mulia), bukan dengan kesombongan," kata Ali.

Mantan anggota DPRD Banten itu mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan berhadapan dengan perlawanan warga yang tidak sepaham dengan kebijakannya.

Bahkan, Ali menyebut, Basuki atau Ahok tidak paham karakter warga Jakarta.

"Tipikal mereka (warga Jakarta) itu terbuka, bersahabat, dan saling tolong menolong. Istilahnya kalau menghadapi yang kasar-kasar, warga tidak suka saja," kata Ali.

"Kalau tipikal Anda di Bangka Belitung modelnya begitu, belum tentu karakter itu bisa diterapkan di Jakarta," ujarnya.

Ali ingin menjadi calon gubernur DKI melalui penjaringan konvensi gubernur muslim Jakarta. Nantinya, konvensi itu akan menghasilkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Di satu sisi, mereka terbuka bagi partai politik yang akan mengusung. Di sisi lain, mereka mengaku telah mengumpulkan lebih dari satu juta fotokopi KTP untuk maju melalui jalur independen.

(Baca juga: Klaim Dapat 1 Juta KTP, Anggota DPD Banten "Pede" di Pilkada DKI)

Selain Ali, tokoh lain yang juga mengikuti konvensi itu seperti mantan Menpora Adhyaksa Dault, anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi, mantan anggota DPD RI Pardi SH, Akademisi Ahmad Densu, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com