JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan orang dari berbagai kelompok masyarakat berdemonstrasi di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (4/4/2016) siang. Mereka memprotes sikap hakim Asiadi Sembiring yang dinilai arogan dalam persidangan Poniman.
Demonstrasi tersebut dimulai sekitar pukul 11.00 WIB dan berlangsung tertib dengan penjagaan polisi.
Para demonstran meminta diperbolehkan masuk untuk bertemu dengan pihak PN Jakarta Selatan. Tak lama, Sekertaris PN Jaksel Subakir mengizinkan enam orang perwakilan untuk berdiskusi.
"Kami melihat Hakim Asiadi Sembiring ini tidak pantas, dalam persidangan ia berkali-kali menyudutkan saksi sampai menggebrak-gebrak meja," kata Sonia Sugian, Pembina LSM Bara Api dalam diskusi.
Pihak PN Jakarta Selatan berjanji kepada para demonstran untuk menggelar audiensi dengan Kepala PN Jaksel pada Rabu (6/4/2016). Para demonstran menerima itu dan akhirnya membubarkan diri.
Selain ke PN Jaksel, para demonstran berencana mengadukan hakim Asiadi Sembiring ke Komisi Yudisial.
"Kami minta supaya hakim ini dipecat, dan kami juga mengimbau agar hakim-hakim lainnya tidak ada yang bersikap seperti ini, tidak pantas," ujar Sonia.
Adapun para massa yang berunjuk rasa tergabung dalam LSM Barisan Rakyat Anti Korupsi (Bara Api), LSM Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Grasi), LSM Barisan Muda Indonesia (Basmi), LSM Masyarakat Independen Anti Korupsi dan Intimidasi (Main Api), dan LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Mereka membela para saksi yang dihadirkan di persidangan.
Persidangan yang dimaksud adalah sidang praperadilan Poniman. Kasus Poniman berawal dari adanya konflik internal Yayasan Perguruan Wahidin pada 2008.
Poniman diduga memalsukan Akta Nomor 77 tentang Pendirian Yayasan Perguruan Wahidin. Pihak Yayasan kemudian mengadukan Poniman dan Siti Masnuroh selaku notaris ke Polda Metro Jaya.
Mereka ditetapkan tersangka dan bulan lalu Poniman mengajukan praperadilan. Hari ini, Hakim Asiadi Sembiring menolak praperadilan dan memutuskan agar polisi melanjutkan penyidikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.