Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Diminta Buktikan Lahan Pasar Ikan Milik Negara

Kompas.com - 12/04/2016, 18:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Advokasi Urban Poor Consortium (UPC) Gugun Muhammad meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membuktikan ucapan mengenai kawasan Pasar Ikan di Penjaringan, Jakarta Utara, adalah lahan milik negara.

"Nah, Pemda punya enggak sertifikatnya? Enggak pernah itu nunjukkin. Pokoknya langsung klaim tanah negara," kata Gugun saat dihubungi Kompas.com dari Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Menurut Gugun, Ahok kerap menggunakan Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum untuk melakukan penggusuran.

Padahal, kata Gugun, ketika tanah itu akan digunakan untuk pembangunan, katakanlah untuk jalur hijau, pemerintah daerah, menurut dia, mesti mengikuti mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

"Tetapi, Ahok enggak mau pakai undang-undang itu. Padahal, undang-undang itu mengatur, warga negara yang tinggal di atas tanah negara pun berhak mendapat ganti kerugian," ujar Gugun.

Karena itu, Gugun meminta Ahok berhenti melakukan penggusuran permukiman rakyat kecil, apalagi jika penggusuran dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan pengembang.

"Saya minta Ahok segera bertobat ya. Jadi, jangan lagi politik dia berpihak kepada kelas atas, lalu mengorbankan yang bawah, yang miskin," ujar Gugun.

Kebijakan merelokasi warga korban penggusuran ke rusunawa juga ia nilai tidak tepat.

"Lama-lama orang masuk rusun. Ketika semua masuk rusun lama-lama orang dari daerah enggak bakal bisa masuk ke Jakarta. Jadi, mestinya penggusuran berhenti, lalu tata tuang diatur bersama, tidak diprioritaskan ke yang kaya-kaya," ujarnya.

Pada Senin (11/4/2016), Pemprov DKI Jakarta menertibkan ratusan bangunan di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Penolakan warga tak membuat bangunan-bangunan itu selamat dari pembongkaran.

Penertiban dilakukan untuk membuat ruang terbuka hijau dan merevitalisasi kawasan wisata bahari di lokasi tersebut.

Kompas TV Pasca Penggusuran, Warga Bertahan & Tuntut Ganti Rugi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com