JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, pihaknya ingin ada halte bus transjakarta dan stasiun light rail transit (LRT) di rumah sakit khusus kanker dan jantung yang hendak di bangun Pemprov DKI di Jalan Kyai Tapa, Jakarta Barat.
Rumah sakit tersebut akan dibangun di lahan yang telah dibeli dari RS Sumber Waras.
"Sekarang lagi kami pikirkan seperti itu, jadi masyarakat enggak perlu jalan jauh dari ujung ke ujung. Kalau di luar negeri kan begitu, stasiunnya masuk di antara rumah sakit itu, di atas (stasiun) langsung rumah sakit," kata Koesmedi di Kantor Dinas Kesehatan, Jakarta Pusat, Rabu (20/4/2016).
Ia mengatakan bahwa hal itu sedang dikaji, tetapi pasti akan akan dilakukan karena itu merupakan bagian pelayanan publik.
Saat ini, anggaran pembangunan rumah sakit tersebut masih berada di pos anggaran Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta. Ia memastikan, pembangunan akan dilakukan melalui mekanisme yang benar.
"Studi kelayakan, termasuk studi lalu lintas, harus dilihat, biar enggak macet," kata Koesmedi.
Ia mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar tiga tahun operasional untuk pembangunan rumah sakit tersebut.
Hanya saja, hingga kini rumah sakit khusus kanker dan jantung itu belum dapat dibangun. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Barat belum menerbitkan sertifikat untuk proses balik nama dari Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKSW) ke Pemprov DKI Jakarta. Selain itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan indikasi kerugian negara sebesar Rp 191 miliar pada pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.