Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Terjebak Macet di Pasar Ciputat karena Bak Sampah, ke Mana Kah Bu Airin?"

Kompas.com - 24/04/2016, 10:46 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Ramainya kegiatan jual-beli antara pedagang dan pembeli merupakan pemandangan biasa di setiap pasar.

Namun, jika pemandangan yang menjadi pusat perhatian sebuah pasar adalah tumpukan sampah di tengah jalan umum, bisa dilihat sebagai hal yang berbeda dari kebanyakan pasar lainnya.

Pemandangan itulah yang didapatkan di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan. Sudah sejak lama ada bak penampungan sampah berukuran besar yang ditempatkan di tengah Jalan Aria Putra tersebut, yang letaknya persis berseberangan dengan Pasar Ciputat.

Bak sampah berwarna hijau bertuliskan "DKPP Kota Tangerang Selatan" itu menampung sampah pedagang di Pasar Ciputat setiap harinya.

Bahkan, saking banyaknya sampah yang dibuang, tidak jarang pedagang langsung membuang sampah ke sekeliling bak tersebut.

KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Pengendara sepeda motor melintas di Jalan Aria Putra, seberang Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (24/4/2016). Tumpukan sampah di tengah jalan tersebut membuat aroma tak sedap bagi pengendara yang melintas di sana.
Pantauan Kompas.com di lokasi pada Minggu (24/4/2016) pagi, tumpukan sampah dibiarkan menumpuk di jalan dekat bak sampah. Jalan tersebut merupakan akses umum dan dilalui oleh pengendara, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Kendaraan yang melewati jalan itu cukup padat, sehingga sering tersendat karena pengendara menghindari tumpukan sampah di sana. Terlebih, di badan jalan, juga banyak angkutan umum ngetem yang membuat jalan di sana semakin tidak nyaman.

"Sehari-harinya memang begini, Mas. Macet, bau, panas, terlalu ramai. Mau jalan kaki saja juga susah lewat," kata Rangga (27), warga Jombang yang sedang melintas.

Pandangan yang sama disampaikan warga Tangerang Selatan lainnya melalui akun Facebook bernama Bambang Budi Santoso. Bambang mengeluhkan kondisi Pasar Ciputat yang terlalu padat akibat tumpukan sampah dan pedagang yang berjualan di badan jalan.

 

"Subhanallah, dari tahun ke tahun sejak 1984 beginilah keadaan Pasar Ciputat yang dilalui ratusan ribu orang selalu terjebak macet setiap harinya. Ke mana kah Ibu Wali Kota Airin Rachmi Diany, mohon ditengok dan ditegur itu Lurah dan Camat Ciputatnya, kasihan rakyat, Bu," demikian tulis Bambang di laman Facebook miliknya.

KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Pasar Ciputat, Tangerang Selatan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com