Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahun-tahun Bak Sampah di Tengah Jalan Pasar Ciputat Bikin Macet, Warga Pasrah

Kompas.com - 24/04/2016, 11:02 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kondisi lalu lintas yang semrawut di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, sudah lama dikeluhkan warga, baik yang tinggal di sana maupun yang sering melintas di jalan tersebut.

Namun, kondisi ini pada akhirnya membuat warga pasrah dan terpaksa menerima kondisi seperti itu.

"Kalau dibilang macet, ya macet. Begini-begini saja. Apalagi pas pukul 05.00 sampai 07.00, macetnya lebih parah, sama sekali enggak gerak," kata salah satu warga, Johan (30) kepada Kompas.com di Pasar Ciputat, Minggu (24/4/2016) pagi.

KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Bak sampah besar ditempatkan di tengah Jalan Aria Putra, depan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (24/4/2016). Sampah dari pedagang di pasar tersebut dikumpulkan di sana dan tidak jarang sampah berserakkan sampai ke jalan hingga menyebarkan aroma tak sedap dan menghambat arus lalu lintas.
Johan menceritakan, pada jam-jam tersebut pada hari kerja, pedagang sayur yang baru mengambil barang dari pasar induk akan menggelar dagangannya hingga menutup setengah badan jalan.

Bersamaan dengan waktu itu pula, warga Tangerang Selatan dari arah Ciputat, Jombang, dan sekitarnya yang akan menuju ke Jakarta, melewati jalan depan Pasar Ciputat. Sehingga, kemacetan yang parah tidak dapat dihindari lagi.

"Baru habis pukul 07.00 yang dagang sayur pada bubar, tapi tetap saja macet. Angkot ngetemnya lama banget di sini. Kita mau enggak mau begini saja terus," tutur Johan.

Salah satu pedagang ayam, Reni (52), menuturkan, Pasar Ciputat merupakan pasar yang penuh dan padat. Ramainya pedagang di sana mau tidak mau membuat mereka mencari lapak hingga menggunakan sebagian badan jalan di sana.

"Namanya juga pasar, orang nyari duit di sini semua, kalau macet sudah risiko sih. Harusnya ada yang bantu ngatur jalan tapi enggak tahu deh, saya mah dagang aja yang bener," ucap Reni.

Pantauan Kompas.com di lokasi pada Minggu pagi, ramainya Pasar Ciputat diperparah dengan adanya parkir sepeda motor di pinggir jalan, tumpukan sampah di tengah jalan, dan angkot yang ngetem cukup lama di tengah jalan.

Pengendara roda dua masih bisa menyalip kepadatan tersebut, walaupun masih tersendat lapak pedagang di kiri jalan. Sedangkan pengendara roda empat, khususnya kendaraan pribadi, harus sabar melalui jalan tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com