Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Lihat WhatsApp Istrinya Rustam Waktu Kampanye, Kamu Ngeri Bacanya...

Kompas.com - 01/05/2016, 18:36 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sudah terbiasa dengan pandangan buruk dari PNS DKI ataupun keluarga mereka.

Pria yang kerap disapa Ahok itu mengatakan, sejak dulu sudah banyak PNS DKI yang menjelekkannya, bahkan sebelum dia dan Jokowi terpilih di DKI Jakarta.

Dia memberi contoh, yakni istri Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Utara yang baru saja mundur dari jabatannya.

"Kalau kamu lihat WhatsApp istrinya di grup waktu (masa) kampanye, wah kamu ngeri bacanya. (Dia) ikut kampanye supaya jangan pilih Jokowi-Ahok sama teman-temannya," ujar Ahok di rumahnya di Kompleks Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Minggu (1/5/2016).

Ahok mengatakan, masih banyak istri PNS yang dulu menghasut agar Jokowi-Ahok tidak menang. Bahkan, PNS DKI yang saat ini menjabat juga pernah menjelekkan Ahok saat masa kampanye Pilkada DKI 2012.

Contohnya adalah Mara Oloan yang kini menjabat sebagai Asisten Sekda DKI Jakarta bidang pembangunan, dan Saefullah yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) DKI.

"Kamu kira Oloan enggak jelek-jelekin aku setengah mati? Kamu kira Saefullah enggak jelek-jelekin kami? Haduh, kami punya semua kok (data) waktu kami pencalonan. Saya ambil hati enggak? Enggak!" ujar Ahok.

Ahok mengaku profesional saja. Semua sikap para PNS-nya itu dia anggap sebagai bumbu dalam pilkada.

Kini, dia memilih melihat secara adil kemampuan orang-orang yang dulu menjelekkannya. Saefullah bahkan dia percaya untuk menjabat sebagai Sekda DKI hingga sekarang.

Ahok juga sering menggertak PNS-nya ketika dia menjabat. Kasus paling akhir adalah ketika dia menyebut Rustam Effendi bersekutu dengan Yusril Ihza Mahendra.

Rustam tersinggung dengan ucapan tersebut hingga memutuskan untuk mengundurkan diri.

Belakangan, Ahok mengatakan, dia hanya bercanda dengan perkataannya itu. Dia pun mengaku tidak peduli atas tindakan yang diperbuat anak buahnya selama mereka bekerja dengan baik.

Kompas TV Rustam: Itu Lebih Baik, Menurut Saya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com