Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 2016, Ada 123 Kasus Kekerasan PRT

Kompas.com - 06/05/2016, 07:39 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan Nasional Advokasi Pembantu Rumah Tangga (JALA PRT) mencatat ada 123 kasus tindak kekerasan yang dialami pembantu rumah tangga (PRT) selama kurun waktu Januri-Mei 2016.

Dari beberapa kasus yang muncul ke masyarakarat, bentuk kekerasan terhadap PRT seperti pemukulan, baik menggunakan benda tumpul maupun tajam, menggunakan bahan kimia berbahaya, hingga adanya pelecehan seksual.

Koordinator JALA Lita Anggaraini mengatakan, bahwa kekerasan tersebut terjadi karena tidak adanya aturan yang jelas terkait jaminan keamanan dari PRT.

"Sampai sekarang tidak ada pengakuan kalau PRT adalah pekerja, dan akhirnya para majikan merasa jika tidak ada aturan artinya perlakukan semena-mena bisa terus terjadi, artinya negara tidak hadir saat ini," ujar Lita saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/5/2016).

Lita menyebut sampai sekarang tidak ada Undang-undang yang mengatur tentang PRT. Dirinya juga menilai pemerintah seperti menutup mata terhadap banyaknya kasus kekerasan yang menimpa PRT.

Salah satunya ketika ada penolakan usulan untuk mengesahkan Rancangan Undang undang PRT untuk mengatur sistem kerja yang layak bagi PRT.

Lita menyebut, dari 123 aduan tindak kekerasan, ada 15 kasus di mana terjadi pemecatan sepihak yang dilakukan majikan terhadap PRT.

Tak hanya itu, ketika dipecat, PRT tersebut tidak mendapat gaji secara penuh. Alasanya, pemecatan tersebut dikarenakan para majikan menganggap bahwa PRT yang sakit sudah tidak bisa lagi bekerja secara normal.

"Ada 15 PRT yang gajinya dipotong dan dipecat karena tidak bisa masuk kerja walapun sudah menujukan surat dokter. Akhirnya kami mensomasi majikan, karena itu kan tindak pelanggaran terhadap pekerja rumah tangga," ujar Lita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com