JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga survei IndoStrategi telah melakukan survei terkait pengaruh isu-isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) jelang Pilkada 2017 mendatang terhadap warga DKI Jakarta. Hasil survei menyatakan, mayoritas warga tidak terpengaruh dengan adanya isu-isu SARA yang digulirkan.
"Sebanyak kira-kira 29 persen responden yakin bahwa masyarakat DKI Jakarta bisa terbelah oleh isu-isu SARA, sedangkan yang menentang keyakinan ini sebanyak 59 persen," ujar Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016).
Sementara sisanya, kata Andar, menyatakan ragu-ragu jika isu SARA tersebut dapat memicu terjadinya konflik. Survei tersebut dilakukan pada 1-12 April 2016 dengan responden sebanyak 1.200 orang di lima kota dan satu kabupaten di DKI Jakarta. (Baca: "Warga Jakarta Merindukan Kontestasi Calon yang Punya 'Track Record'...")
Meski begitu, adanya 29 persen responden yang menyatakan isu SARA dapat memicu konflik harus diwaspadai. Sekecil apa pun potensi konflik, lanjut Andar, berpotensi menimbulkan kerusuhan jika dibiarkan.
"Potensi konflik itu sekecil apa pun akan menjadi warning. Kalau tidak ada upaya untuk menangani, dikhawatirkan kemungkinan yang tidak diinginkan akan terjadi. Reformasi jangan sampai tercederai dengan isu SARA pada kampanye pilkada," kata Andar. (Baca: PDI-P Bisa Koalisi dengan Gerindra pada Pilkada DKI Jakarta 2017, tetapi...)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.